Pernah lihat iklan oreo yang ada
boneka beruangnya?
Saat gadis kecil bermain bersama
boneka beruang besarnya dan siba-tiba sang ayah berpura-pura menjadi beruang dengan berbicara
pada putrinya yang sedang sibuk dengan boneka dan oreonya.
Iklan yang selalu membuat saya
“iri”, hehe. Benar kata seseorang, suatu saat pasti akan merindukannya. Meski
hanya bisa merindukannya. Ya, hanya merindukannya.
Sedikit bernostalgia dengan
beliau, percakapan anak kecil yang selalu saya ingat saat kami menuju sebuah
pasar untuk makan malam karena saat itu beliau sedang gajian.
“Pak, bulan depan makan di sana
ya” (sambil menunjuk ke salah satu plang makanan franchise lokal yang saat itu
baru di kota kecil kami)
“Iya, bulan depan kesana”. Dan
kamipun benar kesana bulan depannya lagi saat bapak gajian.
Hal sederhana yang saya rindukan,
makan bersama beliau saat gajian tiba.
“hmmm,,dimana ya?” kata bapak
saya sambil berpura-pura mencari saya
“nah, ini ketemu...” kata beliau
yang sebenernya udah menemukan saya semenjak masuk ke ruang tamu.
“Ritual” aneh saya saat beliau
pulang dari kerja saat kecil. Saya yang suka main petak umpet, dan belum ngerti
aplikasi dari petak umpet, dengan santainya cukup dengan menutupkan tangan ke
mata dan berpura-pura tidak terlihat dari tatapan orang. Hohoho. Dikira tangan
saya ajaib kali ya? Itu hanya cerita ibu saat menceritakan sedikit kisah
“bandel” waktu kecil.
“Bapak mau makan bubur...” sebuah
kalimat yang terngiang saat beliau sakit di Malang
“hadeh..nyari dimana ni? Nggak
ngerti kota Malang” batin saya mencoba mengingat orang yang jualan bubur di
tempat yang pernah saya lalui. Mentok, buntu, saya hanya ingat tukang jualan
bubur ayam di sebelah sakinah, dan itu di surabaya kawan... Mulailah aksi sms
membabi buta ke teman-teman yang rumahnya Malang. Dan satu kesimpulan, pada
nggak tau alamat persisnya dimana saya mendapatkan bubur ayam. Mulailah
petualangan mencari bubur ayam dengan tanpa tujuan dan arah. Hanya berjalan.
Yang saya pikirkan saat itu adalah, harus bisa nemu orang jualan bubur ayam.
Teringat beberapa tahun lalu saat saya sakit di rumah sakit juga, saya nggak
mau makan selain bubur sumsum, dan bapak yang mencarikannya untuk saya. Jadi
apa susahnya nyari bubur ayam di kota yang sebenarnya saya nggak tau juga
tempat penjualnya dimana.
Di saat sudah mulai capek berjalan
dan mengelilingkan pandangan di kanan-kiri, ketemulah saya dengan penjual bubur
ayam. Alhamdulilla..rasanya seperti ketemu emas di tengah sungai. Hehe lebay.
Bapak, semoga mendapat tempat
terbaik di sana. Semoga bisa memberikan seperti obrolan terakhir kita, meski
hanya dalam diam. Hanya dalam diam.
“Ingatkah kita dibalik
ketegasannya ada banyak cerita heroik yang ia bagikan agar kita belajar. Di
balik keseriusannya, ada kisah lucu masa remajanya yang ia ceritakan hingga
membuat seisi rumah tertawa. Dibalik kesibukannya, ia sempatkan mengantarmu
pergi sekolah. Sebagai keakuannya sebagai ayah, ia sempatkan mencium keningmu
di tengah malam, tanpa engkau pernah tahu dan sadar.” (Tarbawi)
Comments
senyum ukh,, insyaALLAH dg doa-doa dari anti, beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.. aamiin
"Ayah mencintai dalam diam"-->> quote buat ayah kita mungkin ya? :)
pasti BISA ukh!!!