tulisan yang seharusnya udah selesai beberapa waktu lalu, tapi akhisnya baru selesai sekarang. gpp ya, tidak ada kata terlambat untuk menulis. :)
=================================================================
Setahun lebih menjadi pendamping
Etos Surabaya, tiga kali monev (Monitoring dan Evaluasi). Masih ingat ketika di
awal menjadi pendamping, monev komunal dengan etoser di aula psikologi Unair,
monev semester berikutnya di SDIT Al-Uswah, dan yang barusan di Aula BG Munaf
FTK ITS.
Dengan content yang hampir sama
kalau saya perhatikan dari semester ke semester. Monev Asrama, hal yang selalu
dinantikan oleh etoser (atau dihindari ya? hehe), karena saat monev asramalah
etos pusat bisa mengevaluasi asrama yang biasa kita gunakan sehari-hari.
Apalagi kalau bukan program terkeren,5R, yang menjadi topik utamanya. Biasanya
yang heboh adalah saat foto-foto hasil monev asrama yang dipampang saat monev
komunal. Jadi kelihatan deh hal-hal yang ditutupi selama ini. Hoho. Selalu
menarik dan dinantikanlah pokoknya untuk foto-foto hasil jepretan manajemen
etos pusat.
Rapat manajemen, kalau yang ini
juga selalu ada. Dimana manajemen etos pusat mengevaluasi manajemen etos
daerah. Mulai dari agenda pembinaannya asrama, pembinaan angkatan, performa
masing-masing bidang, etoser, dsb. Saatnya manajemen daerah “curcol” ke
manajemen pusat. Wkwkwk.
Komunal etoser, saatnya
membangunkan “singa” yang tertidur. Kenapa? Karena saat komunal selalu ada
motivasi baru, selalu ada semangat baru untuk menata semua kembali. Untuk
merangkai targetan-targetan yang sempat terburai. Untuk menekan rasa malas
sampai titik terbawahnya dan menghilang. Kali ini bertemakan Negarawan Muda,
Indonesia Berdaya. Sebuah tema yang mulai diusung tahun lalu saat TENS, negarawan
muda. Dan akan dibawa sampai ke TENS-Etos Satu Dekade yang akan dilaksanakan
bulan juni 2013 ini. Mengapa negarawan? Karena sudah bukan saatnya lagi
memikirkan diri kita sendiri, saatnya etoser berpikir tentang negara. Tentang
pengelolaan negara, cita, dan kontribusi.
Itu berarti semua “masalah diri”
harus selesai, tuntas, tidak bisa ditawar lagi. Dan itulah yang masih harus
diperbaiki lagi. Kemauan untuk “menyembuhkan” negara, harus dimulai dari
“menyembuhkan” diri sendiri. Jangan samapi kita ikut-ikutan “manambah masalah”
bagi negara, tapi etoser harus menjadi “problem solver” bagi bangkitnya
Indonesia. Mulai dari kebiasaan diri sendiri, kebiasaan asrama, kebiasaan
angkatan, dsb. Kalau kata Aa’ Gym, 3M: Mulai dari yang kecil, mulai dari diri
sendiri, mulai dari sekarang. Jelang satu dekade, meskipun saya bergabung baru
tahun 2011 akhir, saya ikut merasakan geloranya, saya ikut merasakan gempitanya
negarawan muda dari para etoser. Bukan sekedar jargon, bukan sekedar mimpi atau
harapan. Kita harus bisa mewujudkannya. Negarawan Muda, Indonesia Berdaya.
Comments