Perlengkapan yang harus di
bawa di outbond adalah slayer, tas ransel, bla..bla... (sehari sebelum
keberangkatan, beberapa perlengkapan yang harus dibawa outbond disebutkan di
asrama masing-masing). Ya, akhirnya setelah tahun lalu berlalu tanpa outbond atau
rihlah etoser, alhamdulillah bisa terlaksana di bulan Februari 2013.
Masih naik kendaraan yang sama
dengan outbond kemarin, truk TNI yang di dalamnya hanya terdapat dua tempat
duduk memanjang yang menempel di sisi kanan-kirinya. Begitu naik, keributan
lain dimulai, memasang hijab. Mungkin terlihat aneh bagi orang yang melihat
dari luar. Hehe. Tapi kami merasa, kami membutuhkannya, apalagi satu jam
perjalanan yang harus kami tempuh dengan berbagai macam kondisi yang bisa saja
terjadi.
Setelah melakukan aksi
penjemputan pasukan akhwat asrama perintis, lengkap sudah anggota yang akan
pergi ke Pacet kali ini. Setelah sekitar dua jam perjalanan, mulai terasa
'hawa' yang berbeda dari Surabaya. Yang tadinya hangat bahkan panas berubah
menjadi sejuk dan dingin. Ini menandakan perjalanan kami akan segera berakhir.
Dan sesampainya di villa Nabila yang dekat dengan wisata air panas Pacet, kami
sudah disambut dengan rombongan trainer yang telah beberapa lama menunggu di
sana. Mulai persiapan, dan yak, kita mulai beraksi.
Bukan hal yang biasa menurut
saya, dengan segala hal yang mungkin terkorbankan. Waktu, tenaga, pikiran,
uang, dll. Hingga kami bisa berada di sana. Kalau mengingat usulan outbond
inipun lumayan tertatih dalam pelaksanaannya. Beberapa permainan sempat saya
ikuti, sampai akhirnya diputuskan pendamping tidak mengikuti permainan namun
menjadi bagian dari permainan. Hoho. Dari berbagai permainan yang seharusnya
tidak dimaknai sekedar permainan , human ladder, nampaknya menjadi permainan
yang patut untuk diperhatikan. Sampai ketika usai permainan, salah seorang
trainer menyampaikan kepada saya
beberapa hal terkait evaluasi kepada peserta. Dan di permainan human
ladder ini lah peserta seharusnya
terlihat 'saling menanggung beban' , bukan sebaliknya. Hmm...
Nikmat Tuhan manakah yang kamu
dustakan....
Selepas beberapa permainan yang
lumayan menguras energi, malamnya diadakan sesi sharing. Tentang syukur dan
saling menghargai. Tentang menerima dan memberi. Tentang berbagi dan saling
meringankan. Tentang kisah dan tanya. Tentang agama dan negara. Tak banyak, namun semoga berarti. Karena
outbond, bukanlah tentang permainan, karena sharing bukan sekedar berbagi.
Namun memahami makna dan mengeja setiap detik hidup yang sudah selayaknya tanpa
keluhan.
Comments
alhamdulillah blog ant akhirnya update juga.. (hayo produktif menulis!)