Pernahkah anda bertemu dengan seorang remaja perempuan yang
dari SMP sudah memutuskan untuk membiayai hidupnya sendiri?
Atau
Pernahkah anda bertemu
dengan seorang yang kelak menjadi tulang punggung keluarga dan sekarang tinggal
di dapur tetangganya?
Atau
Pernahkah anda bercerita dengan salah seorang remaja
muslimah yang orang tuanya bercerai dan dia terpaksa tinggal di rumah
saudaranya yang berbeda keyakinan dan tetap istiqomah dalam keislamannya?
Atau
Berkunjung ke rumah seseorang yang bahkan belum anda kenal
sama sekali tapi menyambut anda dengan banyak pertanyaan tentang dunia kuliah?
Atau
Mendengar kisah masa lalu seseorang yang pernah bekerja di
sebuah tempat hiburan malam?
Atau....
Masih banyak lagi. Dan saya dapatkan di interview dan home
visit calon etoser.
Anak-anak “ajaib” dengan berbagai latar belakang. Dan mereka
pengen kuliah! Ya, mereka yakin dengan takdir Allah, jadilah dengan segala
kenekatannya mereka berazzam bisa kuliah tahun ini.
Jujur, mereka menginspirasi saya. Tentang semangat bertahan,
tentang “mata bersinar” yang penuh motivasi, atau tentang kisah yang bukan
untuk “dijual” tapi cukup didengar dan dimaknai. Mereka berumur beberapa tahun
di bawah saya, tapi agaknya melalui beban hidup yang lebih berat.
“Saya harus bisa mengembangkan bibit padi di desa saya,
karena selama ini kami hanya membeli dari desa lain tanpa tau pengembangan
bibit yang baik” ujar adek2 laki-laki yang telah ditinggal ayahnya dan kini tinggal
bersama ibu dan seorang adeknya di dapur tetangganya.
“Saya hanya tidak bisa tinggal serumah dengan beliau, ada
beberapa hal dari sikap beliau yang tidak bisa saya terima. Juga beberapa
alasan yang tidak bisa saya ceritakan” kisah salah seorang calon etoser yang
dari SMP sudah bekerja untuk menghidupi kehidupan dirinya sendiri. Seorang
gadis yang aktif dalam sekolah maupun luar sekolah. Yang hidup di rumah orang
lain karena ingin menjaga hubungan antara dia, ibunya dan ayah tirinya.
“Ketika saya bekerja di salah satu ‘club malam’ saya menjadi
lebih bisa memaknai hidup, bahwa hidup itu beraneka ragam, bahwa hidup itu
tidak hanya satu warna” mungkin itu kira-kira yang dimaksud salah satu calon
etoser yang sebenarnya lulusan tahun lalu namun masih ingin melanjutkan kuliah
tahun ini. Karena berbagai desakan ekonomi, dia sempat bekerja di salah satu ‘club
malam’, alhamdulillah memang tidak bertahan lama.
Dan kini, mereka sedang menanti, apakah skenario Allah mengizinkan
mereka kuliah tahun ini, ataukah tahun depan atau ada rencana yang lebih baik
lagi? Allah yang Mahabaik pasti tau yang terbaik bagi hambaNya. Semangat
adek-adek! Kuliah Tak Gentar!
Comments