Tapi seringkali kita menjadi ‘kesibukan’
tersebut untuk mangkir terhadap suatu hal. Dan inipun terkadang terjadi dengan
saya. Kenapa? Karena manajemen sibuk kita yang perlu dibenahi mungkin. Huhu.
Sebenarnya yang menjadi titik
tekan ‘curhatan’ saya kali ini adalah.... “Helloooo.. semua orang juga punya
kesibukan, jadi jangan mengganggap diri sendiri paling sibuk trus membolehkan
untuk tidak mengerjakan kewajiban yang bisa jadi menjadi kepentinga bersama”
atau ada alasan lain? capek misalnya? Sama dah .... “Hellooooo.. semua orang
juga capek, yang membedakan adalah kita capek untuk urusan sendiri atau urusan
banyak orang?”
Kutipan dari ustadz cahyadi
takaryawan yang cukup ‘menohok’:
Bukan hanya kamu yang lelah.
Jangan GR. Mereka juga lelah, semua juga lelah. Tetapi, apakah kelelahanmu di
jalan kebenaran ? Apakah lelahmu di jalan Kenabian ? Apakah lelahmu di jalan
Tuhan Yang Penyayang ?Jika lelahmu di jalan Tuhan, masih adakah artinya
menghitung jumlah lelah ? Masih perlukah mengeluhkan kelelahan ? Masih adakah
keperluanmu membuat perhitungan dengan kelelahan ?
Sungguh lucu dizaman yang serba
sibuk dan serba capek ini kita masih berkutat dengan kesibukan-kesibukan diri
sendiri dan juga bercapek-capek untuk keuntungan pribadi. Taukah, mungkin saat di sudut lain saudara kita
mengerjakan ini itu untuk bersama, sementara di sudut lain ada yang mengerjakan
ini itu untuk entahlah saya juga susah mendefinisikannya. Jadi, mari saling
memahami bahwa kita memang sama-sama sibuk namun harus saling menyinergikan
kesibukan menjadi sebuah hal yang jauh lebih bermanfaat. Jangan menjadi beban
bagi orang lain.
Masihkah sibuk?
#refleksi diri sendiri yang juga
masih sering ‘sok sibuk’ untuk dirinya sendiri. :)
Comments