Relawan? Kata yang asing bagi
saya saat memasuki dunia persilatan (baca: kampus) ITS. Sampai suatu ketika
saat mencari senior saya karena ada suatu kepentingan, saya dikenalkan dengan “Kelas
Matahari” di balai RW di kawasan kos mahasiswa.
Kemudian, saya mulai “bermain” dengan mereka sebagai pengajar tidak tetap,
hehe. Karena belum bisa istiqomah. Ternyata, menyenangkan melihat orang lain
bahagia meskipun yang kita lakukan kecil. Selanjutnya, saya mulai berkenalan
dengan dunia lokalisasi. Eits... bukan karena apa-apa ni, tapi diajakin temen
buat bergabung di laskar taman baca yang memang terletak di salah satu gang
kawasan lokalisasi putat jaya. Beda anak, beda pengajaran, pastilah itu.
Dan yang semakin membuat bangun
cinta dengan mereka alias anak-anak dengan mata berbinar dan semangat
menyala-nyala meski kita hanya datang sepekan sekali adalah, tiba-tiba saya
diminta untuk mengisi posisi emak-emak di Badan Pelayanan Umat. Bertambahlah ranah
saya ke ibu-ibu binaan dan daerah binaan yang lebih banyak bersama tim yang
luar biasa . Sedikit nostalgia, Badan Pelayanan Umat yang kala itu baru pertama
kali berdiri lebih ‘bebas’ di LDK juga mengelola pengajar dan donatur. Mungkin dari
situ saya mengenal makna kerelawanan. Melihat saudara-saudara dengan setia dan
telaten datang di beberapa daerah binaan atau agenda badan pelatanan umat. Mereka
bekerja tanpa dibayar, mereka bekerja dengan ketulusan, mereka bergerak tanpa
kami harus sibuk-sibuk mendatangi kos masing-masing untuk meminta mereka
mengajar. Saya banyak belajar dari mereka.
Dan lama sekali saya tidak
menjumpai makna kerelawanan saat pada suatu waktu saya dipertemukan dengan
Sekolah Desa Produktif, menghidupkan jiwa-jiwa kerelawanan yang cukup
menantang. Pada akhirnya saya dipertemukan dengan adek-adek luar biasa yang
notabene masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas. Saya bertemu mereka di
Tunas Indonesia dan Social Project Competition. Salah satu pemateri
menyampaikan bahwa menjadi relawan adalah panggilan hati. Saya memaknai
bahwa relawan adalah mereka yang mampu menghidupkan hati-hati mereka dengan
keikhlasan untuk berbuat demi kebaikan orang/kondisi lain. Dari sanalah kami
sempat menginisiasi Relawan Muda SMA.
Dan perjalananpun bergulir, setelah beberapa agenda bersama relawan muda SMA, diantaranya ghatering,
kunjungan ke smandry, tarhib, dkk kini mulai menginisiasi relawan muda secara
keseluruhan. Yang rata-rata usia pelajar SMA dan Mahasiswa. Beberapa waktu
lalu diberi kesempatan untuk bertemu dengan relawan Malang. Bertambah sudah
binar-binar semangat yang semakin melengkapi. Rasanya jika semua sedikit saja
memberikan ruang-ruang dihatinya untuk memikirkan kepentingan bersama,
menyelesaikan permasalahan masyarakat, menyuarakan kebenaran, dan ribuan bahkan jutaan
kebaikan bersama, insyaAllah bangsa ini akan terobati. Ummat ini akan menemukan
cahaya dari sosok pemuda pembangun peradaban. Wallahu ‘Alam.
Mari gabung #YoungIndonesianVolunteerismMovement
Comments