Pekan kedua di rumah sendiri (rumah orang tua lebih tepatnya), Madiun. Kali ini kepulangan
yang berbeda dari sebelum-sebelumnya setelah sekitar 5,5 tahun merantau di kota
pahlawan, Surabaya. Bukan kepulangan sehari-dua hari yang biasa saya lakukan. Tapi
saya bener-bener pindahan. Membawa bertas-tas buku, baju, dan barang-barang
lainnya. Dan tentunya berton-ton kenangan yang tidak akan bisa ditinggalkan di
sana.
Semua berawal dari perjalanan saya sebelum piknik akhir
tahun bersama ibu. Saat saya mencoba mempertimbangkan muara akhir saya, saat
saya berusaha untuk mengambil keputusan, saat saya mencoba bertanya
sedalam-dalamnya pada Sang Maha Mengetahui.
Percakapan singkat bersama sahabat saya di ujung kapal yang membawa kami
di salah satu gugusan pulau seribu membuat saya harus segera memutuskan, atau
lebih tepatnya segera meminta keputusan atas apa yang beberapa bulan terakhir
ada di pikiran saya. Tentang pulang, tentang ibu. Sebenarnya bisa saja saya
membawa ibu ke Surabaya atau kota lain, tapi untuk saat ini jujur saya belum
mampu. Minimal memberikan tempat tinggal yang nyaman untuk beliau, sama seperti
di rumah sendiri di Madiun. Jadi pilihan hanya tinggal saya pulang untuk bisa
bersama beliau.
Fase kehidupan selanjutnya, berjuang di sini. Menanti kejutan
berikutnya dariNya yang saya percaya pasti luar biasa, sama seperti
sebelum-sebelumnya. Semangaaaaattttt !!!!
Comments