Mau ngereview beberapa ‘mainan’ yang bikin ‘heri’ alias
heboh sendiri dan kadang masih terngiang-ngiang sampe sekarang... #tsahh
Parasailing
Parasailing
Yang ini wajib coba, MasyaAllah rasanya
terbang itu luar biasa. Naik mainan ini pas SMP, pertama kali ke Bali. Yang
paling menarik saat itu ya pas watersport di Tanjung Benoa, tempat saya mainan
parasailing. Setelah awalnya sempat ragu-ragu karena kagak ngarti gimana harus
memulai dan gimana harus balik lagi ke darat. Tapi karena dulu mikirnya kapan
lagi bisa nyoba terbang, akhirnya memberanikan diri buat main ini. Hampir sama
kayak naik pesawat kali ya, yang bikin deg-degan saat take off dan landing. Parasailing
juga gitu, karena kita juga nggak didampingi pas terbangnya, jadi hanya
mengandalkan instruksi dari bawah berupa teriakan-teriakan mas-mas instruktur. Cuma
ada life jacket, sarung tangan, sama alat parasailingnya yang narik kita dari
boat buat terbang dari ketinggian lebih dari 5 m di atas permukaan laut. Setelah
dirasa cukup terbangnya, maka instruktur akan kembali mengarahkan dengan
teriakan dari bawah, mana dulu yang harus ditarik supaya landing dengan baik
dan benar. Dan selesai, tapi luar biasa saat di atas, bisa ngelihat luasnya
samudra, menikmati pemandangan daratan atau pulau-pulau yang ada di sekitar
tanjung benoa, angin yang cukup kencang, dan tentunya jantung yang berdegup
lebih kencang karena salah-salah kita bisa mendarat di laut tepat di bawah
tempat kita terbang.
Kicir-Kicir
Yang ini salah satu wahana di Dunia Fantasi
Ancol yang sampai sekarang masih kerasa kalo ngebayangin pas naiknya. Karena dulu
bener2 nggak mau naik, tapi akhirnya luluh juga setelah sepupu pada
mengeluarkan rayuan maut. Hehe. Saat pas naik ini kelas 1 SMA , dan dulu yang
jadi wahana paling horor menurut saya adalah halilintar, sebelum tau ada
kicir-kicir. Karena kicir-kicir termasuk wahana baru kala itu, belum ada
tornado atau apa tu namanya yang kayaknya lebih horor. Jadi ceritanya kita
duduk sebaris dua orang, pake pengaman, dan langsung diputer-puter,
dibanting-banting. Hoho. Dibanting-banting ini maksudnya kerasa kayak
dibanting-banting tapi nggak jatoh. Diputernyapun 360 derajat, udah nggak
ngerti lagi rasanya. Setelah turun pokoknya males banget buat ngulang saat itu.
Cukup sekali saat itu, nggak tau lagi ding kalo kapan-kapan punya kesempatan
kesana lagi. Hehe
Megamix
Mainan ini bisa ditemukan di BNS atau Batu
Night Spectaculer, Batu-Malang. Baru bulan lalu saya main ini, setelah sekian
lama nggak main wahana yang cukup horor. Awalnya, cukup males naik juga. Udah sadar
umur kali ya, hehe. Tapi lagi-lagi karena rayuan maut temen2 rempong, akhirnya
mau naik juga. Kayaknya lebih aman dari kicir-kicir nih, batin saya. Karena
tempat duduk diset melingkar, dan pasti nggak ada acara kerasa
dibanting-banting. Baiklah, saya coba. Yes, lampu mulai kerlap-kerlip muter,
tandanya mau mulai. Dan mulai sudah... Awalnya masih puter-puter biasa, yang
mulai mencurigakan pas mulai dijatohin. Haduh mulai khawatir, sampai kapan
mainan ini akhirnya akan berhenti? Dan sodara-sodara nggak cukup sekali
dijatohin, kita mulai diputer berlawanan arah dan dijatohin lagi. Lumayan berlangsung
lama mainan diputer-puter dan dijatohin ini. Alhamdulillah nggak terjadi
apa-apa, aman dan selamat sampai akhir.
Flying Fish
Ini permainan sebenernya sudah membuat saya
penasaran dari pertama lihat. Boat yang bisa terbang, gitu gampangnya untuk
penjelasan flying fish. Baru dikasih kesempatan untuk nyobain sekitar bulan
lalu, di tempat yang sama saat main parasailing, tanjung benoa bali. Untuk yang
ini harus main berdua, nggak bisa cuman satu orang. Karena sebagai penyeimbang
saat boatnya terbang. Awalnya saya mengira, lebih gampang dari parasailing
karena selain kita tinggal tiduran aja di boat sambil pake life jacket, ada
instrukturnya juga yang ikut untuk mengarahkan terbangnya. Tapi ternyata nggak
juga, hehe. Karena posisi kita tiduran di boat, artinya kita harus menentang
matahari yang pas di atas mata. Trus saat bersiap terbang, si boat itu kan
melewati gelombang laut yang lumayan, jadi rada bergemuruh rasanya di bawah
badan kita. Plus pas terbang itu karena kita hanya mengandalkan pegangan di
kanan-kiri boat, jadi serasa mau jatoh di laut yang kita nggak tau kedalamannya
berapa, di dalamnya ada apa aja, alias mulai paranoid. Dan sensasi terbangnya
lebih cantik dengan parasailing, karena pandangan kita lebih luas. Alhamdulillah
akhirnya bisa menghentikan rasa penasaran dan sampai kembali di pasir pinggir
pantai, baliknya dari terbang kita juga serasa dapet free banana boat, karena
nggak ada acara terbang lagi pas menuju tepian, jadilah boatnya dinaikin biasa.
*Foto2 di atas langsung ke link foto aslinya, diambil dari beberapa blog
Comments