imajiner
bolehkah aku menyebutnya demikian
saat tak ada lagi kata yang bisa menggantikan
saat tak ada lagi sesuatu yang layak untuk diungkapkan
sampai kapan, sampai esok,sampai lusa, sampai enggan
imajiner
saat boleh bermain dengan pelangi yang ada di atap rumahmu
saat menyandingkan bintang dalam rangkaian bungamu
saat menitipkan tiap langkah beratmu di awan perjalanan
hingga kapan, hingga esok, hingga lusa, hingga enggan
imajiner
melesat ke tempat lain dengan harapan bertemu bulan yang jelita
menangkap jutaan dandelion yang tiba-tiba ada dihadapanmu
pias-pias hati yang tak kunjung kau pertemukan dengan apa yang sering kau sebut takdir
Comments