Dan kami melanjutkan perjalanan
kembali menuju sragen. Tujuan awalnya dari Sragen lanjut Salatiga, tapi
ternyata ada satu belokan yang terlewat. Jadilah kita ke Semarang via
Solo-Boyolali-Salatiga-Semarang. Mendekati Salatiga, sopir berganti ke saya.
Selesai dari Boyolali, kami melintasi Jalan Lintas Salatiga. Semacam Ring Road
mungkin ya kalau di Madiun, tapi ini lebih panjang dan lebih seru jalurnya
#eaa. Tujuan berikutnya sarapan dan Umbul
Sidomukti yang terletak di Bandungan, Kabupaten Semarang.
Niken ngasih rekom buat mampir
sarapan di Kopi Banaran. Semacam rest area yang di dalamnya ada penginapan,
restauran, tempat outbond, kolam renang, ATM Center dll. Hawa pegunungan sudah
mulai terasa di sini. Menu andalan, tentu saja kopi. Karena punya kebun kopi
sendiri kali ya, jadi selain makanan di Kopi Banaran juga disediakan oleh-oleh
berupa kopi bubuk khas Banaran. Ada yang kotak kecil dan besar, harganya untuk
kotak kecil Rp 7500 yang besar Rp 15.000-16.000. Untuk incip-incip sarapan kami
memesan menu yang berbeda untuk makanan, kalo untuk minumannya kita pesen yang
sama hehe, ngopi pagi. Untuk makanan, kita masih merasa kurang hoho. Karena lagi
lapar dan kayaknya porsi dibuat tidak terlalu banyak.
menunya Niken, difoto dari kamera Niken, fotografer Niken |
kopi banaran krimer, difito dari kamera niken, fotografer niken |
Lanjut menuju Umbul Sidomukti,
saya nggak berani di belakang kemudi karena jalur Umbul Sidomukti memang kece,
jadi deh Niken yang menggantikan. Tapi pengelola sudah cukup apik mendesain
jalur, mana jalur yang bisa dilalui satu mobil mana yang bisa dilalui dua
mobil. Untuk yang bisa dilalui satu mobil, biasanya diberikan jalur berbeda
buat mobil yang mau masuk ke kawasan dan yang mau keluar kawasan. Jadi meminimalisir
papasan di jalan. Jalan berliku dan sempit terbayar saat sudah berada di
kawasan umbul sidomukti. Tapi begitu kami parkir mobil, hujan rintik-rintik air
bergelombang berubah menjadi gerimis yang semakin rapat.
Comments