Tik tok tik tok
mmm... udah mau agenda escape ke jogja, tiba-tiba ding dong ada kabar di grup kalau ada yang bisa
ikutan plus bisa nyetir! #terharubiru. Dan paginya, setelah diyakinkan fix
berangkat baru menyelesaikan packing yang tertunda, hehe. Betewe saya selalu
suka proses packing karena setelah packing terbitlah jalan-jalan :D
Ngantor dulu sampe
siang dan nunggu jemputan dari kaka2 cerita karena mobil emang saya titipin di
sono. Sementara itu rombongan surabaya juga sudah merapat di Madiun. Setelah semua kumpul,
berangkatlah kami menuju Dieng. Dan karena kami semua pada nggak ada yang
pernah ke sana pun tau jalannya pun nggak, GPS seperti biasa menjadi salah satu
teman setia selama perjalanan. Sempat berhenti di Sragen buat makan soto kwali yang pada akhirnya jadi
trending topic makanan selama perjalanan, hehe. Kembali jalan dan mencoba rute alternatif
menuju salatiga, jalan desa, kanan kiri sawah, sesekali perkampungan atau pasar
dan lumayan panjang alias nggak nemu-nemu ujung kotanya. Sampe beberapa kali
niken komentar, “pengen segera ketemu perkotaan”.
Hari sudah gelap, belum nemu perkotaan, hujan deras, hilang arah. Mata mulai awas dengan nama-nama warung makanan yang kadang muncul di pinggir jalan #pertandaapaini. Hmm…
harusnya saya memang beli peta pulau jawa dulu sebelum pergi, tapi kebiasaan
menunda selal saja hadir dan pada akhirnya nggak kebeli tu peta. GPS
kadang-kadang meyakinkan kadang-kadang membingungkan, hehe, bertanya pada orang
dan membaca sign system juga jadi andalan. Bertemulah di jalan yang rasanya
familiar.. sepertinya ini jalan yang menuju Semarang batin saya, tapi masih
nggak yakin. Setelah memutuskan untuk tanya ke orang jadilah kita akan menuju
magelang dulu via kopeng. Niken dan saya tambah ribut saat mengingat episode
pendakian merbabu yang kata niken via kopeng, lha kita mau belok ke merbabu
apa? #zoominzoomout. Tapi memang banyak jalan menuju roma eh wonosobo atau dieng.
Niat mau menyingkat jarak tapi ternyata mmm… lewat jalan yang nggak biasa dan
cukup membingungkan. Jadi semacam jalur yang kita lewati kemarin itu
madiun-ngawi-sragen-salatiga-magelang-temanggung-wonosobo-dieng.
Saat GPS menunjukkan mobil kita ini semacam ‘membelah’ gunung sindoro
dan sumbing #eh rada heboh juga saya, ini beneran lewat sini? Dan ternyata saat
melewati jalan berliku yang rasanya nggak berujung ini kita melihat bayangan
gunung yang cukup besar di sisi kiri mobil, mungkin sindoro mungkin sumbing. Sambil
diiringi berbagai macam cerita, salah
satunya tentang film pendakian yang bagus ama yang sedikit ‘merusak’ alam. Perjalanan
panjang ini belum berakhir, saat memutuskan ngeset GPS dengan tujuan akhir
langsung Dieng, ternyata menurut bapak-bapak persewaan tenda yang menghubungi
piko lebih baik lewat wonosobo dulu karena khawatirnya malah tambah muter-muter
kalo langsung dieng. Dan berputarlah kita di kota temanggung, karena sign
system dan GPS yang kita cari adalah diengnya bukan wonosobonya. Pelajaran
penting buat nanti-nanti kalo mau ke dieng ya, apalagi pake kendaraan pribadi.
Setelah muter-muter lagi nyari jalan ke wonosobo, akhirnya kita nyampe
juga dan memilih rehat untuk makan malem. Habis tu berhenti lagi buat sholat
dan cuss.. dieng semakin dekat.
Comments