Setelah romantisme
dini hari yang kini mulai rutin menyapa, maka eksotisme pagi akan datang
setelahnya. Pagi bagi saya adalah sebuah momen yang diciptakan olehNya
sebagai rangkaian harapan baru, saat matahari perlahan mulai naik dan
meninggalkan berkas-berkasnya. Pagi bagi saya adalah kehangatan baru dengan
nuansa lembut tiap harinya. Saat pintu-pintu rumah masih tertutup jalanan masih
lengang dengan segala aktivitasnya dan tentunya alam yang masih begitu asli
tanpa polesan dari orang di sekelilingnya.
Pagi ini saya mendengar banyak nyanyian merdu burung-burung entah apa itu. Tentu saja ketika deru motor, mobil atau celotah anak berangkat sekolah belum mewarnai pagi. Hanya ada kicauan burung yang sepertinya memiliki nada tangganya masing-masing dengan harmonisasi yang tercipta begitu saja. Sedang udara masih memberikan ruang kesegaran yang begitu luas tanpa perlu rebutan dengan banyak orang atau asap kendaraan.
Pagi dengan segala limpahan rahmatNya, saat biasanya ‘ruh’ kita dikembalikan setelah sejenak ‘dimatikan’. Pagi dengan segala nikmat dariNya, selalu sukses memukau tanpa banyak alasan. Pagi dengan segala hal baru yang ditawarkan, tanpa banyak kata atau iming-iming apapun. Saya merindukan pagi mungkin seperti merindukan setiap kejutan yang didatangkanNya selama ini. Hai! Selamat pagi, Pagi!
Comments