Pengalaman Menginap di Baobab Safari Resort : Deluxe Hill Room, Kilimanjaro Restaurant

Dari lobi beralih ke kamar deluxe hill. Disediakan satu lift untuk naik turun dan ukurannya tidak terlalu lebar. Kami memesan connecting room supaya memudahkan  akses Nisa kesana-kemari. Satu kamar untuk bapak dan ibu mertua saya sedangkan satu kamar untuk saya, suami, Nisa dan ibu dengan tambahan extra bed. Untuk tipe connecting room gini kata mbak2 bagian reservasi pas mas suami telpon adanya yang satu kamar single bed sedangkan kamar yang satunya lagi twin bed. Jadi nggak bisa kalo mau dua-duanya single/twin.

Kamarnya tidak luas.. apalagi ditambah extra bed yes. Hehe.  Tapi yang menyenangkan adalah hill view-nya, dan disediakan balkon plus meja dan kursi buat santai-santai ngeliat pemandangan yang ijooo. Ini menenangkan banget.  Karena hotelnya termasuk baru, jadilah segala barang terasa masih bersih dan baru #yaiyalah. Selain kasur, disediakan juga lemari, meja memanjang, kursi, televisi dan AC. Nah, AC ini blas nggak kami pakai selama di sana. Wong dari dateng sampai mau pulang suasananya adem terus yaa. Tapi nggak yang adem buanget gitu, cukup adem dan nggak perlu pake AC. Ada air mineral dua botol, pemanas air, kopi, teh, gula dan snack gratis. Yaa.. snacknya nggak beli, ada lays ukuran kecil, nyam-nyam dan good time. Lumayanlah buat temen kopi/teh.
Kamar mandinya juga lumayan nggak sesek ukurannya. Toiletries standar : sabun, shampo, sikat gigi, odol, cotton buds, sisir, shower cap. Showernya juga masih baik perpindahan antara yang hangat dan yang dingin. Cuman nggak ada keran air biasa buat wudhu, jadilah wudhu pake shower.
Karena lumayan jauh juga buat cari makanan, harus naik mobil dan udah males jadilah kami makan di Kilimanjaro Restauran. Pas siangnya kami pesen Mi Goreng Duk-duk, Soto Ayam dan Gurami Pesmol. Mi gorengnya lumayan enak dan porsinya banyak, jadi bisa buat bareng-bareng. Soto Ayamnya juga lumayan enak. Guramenya ukurannya nggak besar, tapi bisalah buat bareng-bareng dan bumbu pesmolnya dipisah nggak langsung disiram di atas gurame. Harganya.. lupa , saya juga nggak sempat capture menu Kilimanjaro Restauran, yang sempet capture room menunya yang pilihannya lebih sedikit dari menu Kilimanjaro Restauran.

Malamnya pesan nasi goreng kambing buat ibu dan ayah mertua, ibu saya nggak makan karena udah kenyang, saya dan suami makan buah potong dan Kilimanjaro club kalo nggak salah namanya. Saya nggak nyoba nasi goreng kambingnya. Kilimanjaro club itu semacam sandwich plus kentang goreng plus mayones. Rasanya sih menuju hambar kalo nggak dikasih mayones hehe. Malam hari itu saya dan suami makan di restaurannya karena Nisa udah bobok, dan uti2 akungnya yang nunggu Nisa di kamar makanannya dianter. Sepertinya untuk bagian restauran kekurangan SDM, karena beberapa saat kami duduk di sana belum juga dikasih menu, padahal udah ngasih kode ke mbak-mbak kasirnya. Dan sepertinya yang bertugas emang cuman beberapa orang, karena yang berseliweran cuman itu lagi itu lagi hehe. Padahal yang makan lumayan juga, karena mungkin pada males turun buat nyari tempat makan lain. Dan catatannya kalau makan malem di restaurannya saran sih pakai baju panjang atau jaket karena kan terbuka ya tempatnya, jadi angin semriwing langsung kena ke badan kita. Ada juga sih tempat tertutupnya, cuman lebih kecil dan enakan di bagian luarnya menurut saya. Meskipun akhirnya kami pindah ke tempat tertutup itu karena suami lupa nggak pake jaket, cuman pake kaos pendek.










Comments