”....... dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)......”

Hari Kartini telah berlalu. Dan beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel mengenai kartini yang selama ini seolah tidak pernah muncul ke permukaan. Kartini ternyata adalah pejuang wanita dan juga pejuang agama. Dalam beberapa surat yang ditulisnya kepada sahabatnya yang ada di Belanda kartini pernah menyampaikan bahwa :
Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu”


Setelah saat itu, ketika ia mengikuti pengajian di rumah pamannya mengenai tafsir surat Al-Fatihah yang dibawakan oleh seorang ulama yang bernama Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar ( atau dikenal Kyai Sholeh Darat) terjadilah pembicaraan antara kartini dan Kyai Sholeh Darat bahwa dalam sepanjang hidupnya baru kali ini ia mengetahui isi dari surat pertama dan induk Al-Quran yang ternyata sangat indah maknanya. Di dalam pembicaraan tersebut kartini juga mengungkapkan mengapa Al-Quran tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa jawa?? Sejak saat itulah terbit jilid pertama Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran, yakni terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jawa dari juz 1-13 karya Kyai Sholeh Darat.
Sungguh wanita yang sangat cerdas dalam menyikapi segala permasalahan hidup termasuk agama.
Hingga pada suatu waktu kartini sangat terkesan dengan sebuah ayat yang berbunyi ”....... dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)......” ( Al-Baqarah : 257 ). Dan sekarang kata-kata tersebut lebih terkenal dengan habis gelap terbitlah terang. Yang sering diartikan wanita yang seolah terkurung kemudian dapat keluar dan melakukan banyak aktivitas seperti sekarang. Tapi menurut saya, pengertian dari gelap(kekafiran) kepada cahaya (iman) lebih dalam dan bermakna bagi semua kaum. Karena dengan perjuangannya pula terbitlah tafsir pertama yang mungkin saja tidak akan diterbitkan apabila tidak ada seorang wanita yang cerdas dan kritis seperti kartini.


Comments