3:00. Jam di laptop menunjukkan angka tersebut. Di tengah lantunan ayat cintaNya yang bersumber dari masjid ujung gang, aku di kamar kosan yang sepi ditemani laptop tanpa kopi atau teh yang biasanya menjadi teman setia dikala bertemu tugas.

Sekarang aku punya kebiasaan baru, ngambil note (dari fb) orang bwt dibaca-baca. Kemaren, ngambil note dari seorang yang ada di daftar list teman(syukron)...dan dini hari ini baru aku baca. Subhanallah.... Ada satu note(belum sempet baca semua notenya) yang membuat aku seperti dipalu berjuta-juta kali dan berkata “ Dimana saja kamu Mon....”. Note nya berjudul Sepucuk Surat dari Jalur Gaza
...............................
Wahai Saudaraku di Indonesia
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan
Di Negeri kalian, seperti yang diceritakan teman saya tersebut,,,,
Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan
Buku-buku pasti kalian telah lahap,,,kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karna kalian punya waktu
Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku…
Satu jam,,,yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh
Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang
Telah diberikan kepada kami. Kami disini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut
Walau cuma satu jam saudaraku,,,,
Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh,
Seperti ta’aruf, tafahum dan takaful di sana.

Hafalan Qur’an kalian pasti lebih banyak dari kami,,,
Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai
“nyanyian perang” yang menghibur kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang ,,, bagaimana dengan kalian…?
Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur’an, umurnya baru 10 tahun ,
Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.
Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah
Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma,,,, yah ditempat itulah mereka belajar
Saudaraku…., bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel…
Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal,,,karena memang didepan mereka “tafsirnya” langsung Mereka rasakan.

.........................................
Beberapa baris di atas hanya sebagian dari syair yang berjudul Sepucuk Surat dari Jalur Gaza. Sebagai orang yang masih sangat awam, aku merasa malu. Malu dengan keadaan diri sendiri, bagaimana tidak? Lihatlah mereka saudara kita, mereka merindukan halaqoh, mereka sangat pesat hafalan qur’annya. Sedang aku? Apa artinya aku ini dibandingkan mereka?

Kemarin sempet melanjutkan baca buku yang jadi tunggakan(banyak yang belum kebaca dengan alasan klasik), di salah satu babnya ada sebuah kisah yang ibrahnya adalah Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat. Tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan”batu kecil” kepada kita.

Ya, saudaraku, kecenderungan kita adalah lebih dekat dengan Allah jika suatu musibah menyapa kita. Padahal nikmat juga merupakan sebuah ujian dari Allah bagi hambaNya. Dan ujian nikmat tentu akan labih sulit untuk dilalui, karena banyak kesenangan di sana, banyak nafsu di sana. Coba kalau kita diuji seperti saudara-saudara kita yang berjihad di palestina, seperti apa warna kita? Semoga kita tidak lalai dan terlena dengan segala kenikmatan yang diberikan Allah di dunia ini.

“Dan apa saja(kekayaan,jabatan,keturunan)yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya;sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal...” ( QS Al Qashash:60 )

Untuk saudara-saudara kami di Palestina, Semoga saudaramu ini selalu menyisipkan do’a untukmu dan untuk seluruh muslim di dunia. Semoga kami juga bisa melahirkan mujahid-mujahidah seperti dirimu(muslim palestina).Amin.[imm-021209]

*Ps
Ditulis saat gelap masih memayungi jalan dan syahdu ayat cintaNya menyelimuti lingkup ini.

Comments