Berikan yang Terbaik untuk Dakwah

Masih lekat dalam ingatanku, ketika tes potensi akademik di SMA aku menulis wartawan sebagai salah satu cita-cita hidup ( yang satunya astronom, yang satunya akuntan sepertinya ). Kameramen juga pernah menjadi cita-citaku. Cita-cita yang dulu hanya sebatas cita-cita. Kenapa hanya sebatas cita-cita? Karena sama sekali tak ada usaha untuk memulainya. Bahkan tak ada strategi untuk mencapainya.

Sampai suatu saat kertas berwarna putih dibagikan oleh panitia PSI 1, pilihan magang di JMMI. Angin apa yang menggerakkan bolpoin ini untuk memilih media sebagai pilihan pertama? Yang jelas saat itu, media adalah hal yang menarik bagiku. Tanpa kutau, di media aku dipertemukan dengan orang-orang luar biasa yang ketika ditanya soal hobi,mayoritas menjawab “menulis”. Dalam hati aku berteriak “ wow...menulis...”. Karena sejujurnya di lubuk hati yang paling dalam aku sangat ingin sekali bisa menulis. Tetapi aku tak tau harus mulai dari mana, bagaimana caranya, dasarnya apa, dan bla..bla..bla...

Allah sangat mengasihi hambaNya dan tau apa yang dibutuhkan hambaNya. Sampai suatu saat di penghujung libur semester 2 ada program magang di media luar JMMI. Saat itu, bagiku yang awam soal menulis akupun meng-iyakan saja saat dipilihkan Sa’i sebagai tempat magang. Sempat khawatir dengan kemampuan menulis yang masih sangat “polos”. Namun dengan bekal niat,dimulailah perjalanan magang di sa’i selama beberapa pekan.

Alhamdulillah dipertemukan dengan orang yang sangat peduli dengan kondisi media. Tak hentinya beliau memberikan semangat 45 serta sulutan kembang api di hati kami para maganger’s. Mulai saat itu aku baru mulai menuliskan sesuatu dan menyadari betapa media sangat berpengaruh dalam kehidupan kita.

Media adalah sarana ghazwul fikr terbesar. Karena media mampu mengubah pandangan seseorang, karena media mampu mengubah pandangan suatu komunitas, karena media mampu mengubah dunia. Lihat saja media sekarang, masyarakat terbentuk dari media yang ada. Banyak hal yang dilihat, dibaca, dan didengar di media mempengaruhi cara hidup mereka, yang akhirnya mengalihkan landasan yang seharusnya menjadi rujukan semua umat.

Era perang media, kalau boleh aku berkata demikian. Karena media merupakan suatu alat propaganda ampuh untuk mengubah seseorang bahkan dunia. Ketika media mengatakan A, maka seseorang akan membetuk pikiran mereka untuk percaya dengan apa yang dikatakn media. Karena hal tersebut seolah sudah menjadi misi bagi media untuk tidak hanya menginfokan suatu hal, tetapi memberikan pemahaman terhadap hal tersebut.

Urgensi media bagi dakwah. Tidak ada kata terlambat untuk mengetahui betapa urgent-nya media bagi jalan ini. Tata barisan dakwah kita, tanamkan pentingnya media bagi kehidupan umat, maksimalkan potensi yang telah dianugerahkanNya, jangan pernah lelah. Karena dalam dakwah ini membutuhkan hamba-hambaNya yang senantiasa ikhlas dan istiqomah menegakkan agamaNya.

“(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS Ash Shaff:11)

Mari kawan, buktikan kontribusi antum di media. Mari berjihad di jalanNya. Berikan yang terbaik untuk dakwah. [imm-10012010]

Comments