Manusia Mulia

Bismillahirrohmanirrohim...

Shalawat serta salam hanya untuk sang teladan, Rasulullah SAW

Sering berpikir untuk berhenti sejenak, sering terpikir bahwa istirahat sebentar dapat mengjilangkan sedikit rasa lelah di punggung, sering berpikir bahwa menghentikan kerja otak sebentar mampu mengobati kepenatan yang menggunung. Tapi yang ada, istirahat membuat ane semakin malas untuk memulai sesuatu hal. Sampai seusai subuh tadi ane membuka file-file di sela folder yang bertumpuk. Materi TFM yang beberapa waktu lalu ane dapat. Salah satunya video saat terakhir manusia mulia, kekasihNya, Muhammad SAW.

Begitu melihat untaian kata yang ditampilkan dalam video tersebut, ane menjadi sangat malu dengan segala keinginan untuk “istirahat sejenak”. Manusia mulia yang seharusnya menjadi qudwah bagi umatnya sering terlupakan dengan kehadiran sosok-sosok “idola” baru yang senantiasa menghias layar kaca. Padahal apa yang beliau pikirkan ketika maut datang menjemput adalah keadaan umatnya. Begitu khawatirnya sampai suatu ketika beliau bertanya pada jibril soal umatnya, dan jibril menjawab, “ Aku pernah mendengar Allah berfirman padaku,” Kuharamkan surga bagi siapapun, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” ”. Dan malaikat izrail sedang mengambil ruhnya, beliau membisikkan sesuatu pada Ali “ Peliharalah shalat, dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu”. Ketika ruh telah mencapai kerongkongan, beliau berbisik kepada Ali, “ ummati..Ummati..”.

Subhanallah..Manusia paling mulia itu mengingat kita bahkan ketika ruh telah mencapai kerongkongan. Kekasih Allah itu memikirkan kita bahkan sampai akhir hayatnya. Lalu bagaimana dengan kita yang ketika ditanya,” Siapa idolamu?” Tanpa segan kita mengatakan si A, si B, dll. Sebuah muhasabah bagi kita bersama, bahwa ketika kita menjadikan Rasullullah sebagai qudwah dalam kehidupan, maka tak ada keraguan dalam segala perilaku yang dicontohkan olehnya. Apalagi ketika jiwa mulai lelah, ingatlah Allah dan perjuangan Rasul untuk menyampaikan agama ini kepada umatnya. Tak pernah berputus asa dan lelah, karena beliau senantiasa percaya bahwa Allah akan selalu hadir dalam setiap langkah pergerakannya.

Mari jadikan beliau sebagai qudwah dan motivasi dalam menjalani setiap gerak dalam hidup kita. Bershalawatlah kepadanya...[imm-22022010]

Comments

Aulia Rahman said…
Artikelnya sangat menarik. Ditunggu tulisan berikutnya.
Salam hangat dari Jogja :)

Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
http://fcep.uii.ac.id/