Kembang Api

Aku menyebut mereka kembang api. Meledak-ledak tapi cantik menghias langit. Perjalanan dimulai dengan kesalahan teknis yang membuat keterlambatan pemberangkatan.

Ya, hari ahad kemarin, 9 Mei 2010. Aku, dia, kita, mereka, yang kemudian disebut kami, memulai perjalanan yang cukup panjang dengan berbagai khayal dan harap di masing-masing benak. Sekitar pukul 8.00 bis kampus yang kami tumpangi untuk menjemput “kembang api” mulai memasuki kawasan yang bisa dibilang tidak lazim dikunjungi oleh bis kampus. Tetapi, kembang api kami telah menanti di ujung gang yang biasa kami lalui tiap hari ahad.

Dan benar saja, ketika bis berhenti di depan rombongan dan pintu terbuka, dengan sigap mereka langsung memilih tempat duduk masing-masing dengan wajah ceria yang tak bisa dilukiskan. Ketika bis mulai berjalan, mereka mulai bernyanyi, dan lagu-lagu yang dinyanyikanpun bukan lagu biasa untuk seukuran anak-anak. ST12, Wali, Armada, dlll, yang akupun tak tau lirik lagunya. Mungkin, karena sekarang anak-anak Indonesia tidak memiliki lagu anak-anak yang bisa dinyanyikan, tragis memang. Tetapi kemudian, mereka mulai menyanyikan lagu kebangsaan, seperti : syukur, indonesia pusaka, hari merdeka, dll.

# Taman Bibit

Sesampainya di tujuan pertama, maka dibentuklah kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya. akhirnya, terbentuklah kelompok apel, garuda, elang. Maka terlihatlah karakter masing-masing kelompok. Elang yang paling cepat dalam pembuatan yel, pun dengan ketertiban di dalam kelompok. Dengan ketua Riky, elang menjadi kelompok yang paling mudah diatur. Berbeda dengan apel ataupun garuda, dalam pembuatan yel dan ketertiban agak sulit dalam pengaturannya. Tetapi, kegiatan pagi itu tetap berjalan dengan semangat 45. Anak-anak yang menikmati berbgai fasilitas, seperti memanjat, menyebrang dengan satu tali, memberi makan ikan, berlari kesana-kemari, dll. sedang pengajar, tak jarang dibuat cemas dengan aktivitas yang mereka lakukan. Sering terjadi kehilangan jejak dalam perjalanan, jadi harus benar-benar melek mode:on.

# ITS

Sebelum berhenti di MMI, anak-anak diajak untuk berkeliling kampus. Mulai dari graha, PENS, PPNS, dll. dengan penjelasan yang diberikan pengajar, mereka terlihat antusias untuk bisa masuk ke tempat-tempat tersebut. entah ingin bermain atau benar-benar ingin mengetahui apa saja yang ada di dalamnya. Semoga kelak ada yang berkata, “Sepuluh tahun lalu aku sudah pernah mengunjungi tempat ini lho! Dan sekarang aku sekolah di sini.” Amin Ya Rabbb....

Selanjutnya, sebelum shalat berjamaah, kami sempatkan untuk berfoto di depan MMI. Ketika ada seorang pengajar yang berkata, “ Foto di bawah pohon situ lho!”pada salah satu anak, maka dengan kepolosannya dia menjawab,”Anggite aku kuntilanak.” Jawaban yang membuat langit dihiasi kembang api.

Rombongan anak-anak perempuan berpisah dengan rombongan anak laki-laki, tak seperti di taman baca, mereka agak mudah diatur di MMI. Tidak berlarian dan berteriak-teriak. Seusai shalat dan makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke ITS Online. Tempat wartawan ITS mengolah berbagai informasi untuk civitas akademika maupun stakeholder yang lain. Hmmmm...sempat khawatir dengan lift yang akan kami tumpangi menuju lantai 6. Alhamdulillah nyampe lantai 6 semua dengan batery full. Ketika memasuki kantor, hanya terlihat seorang wartawan. Namun, wartawan itu memanggil nama yang agak menggelitik telinga, (nda usah disebut, orangnya bangga nanti masuk cerita ini. hehe)dan munculah seseorang dengan wajah masih 5 watt dan langsung kabur menyelamatkan reputasinya sebagai wartawan profesional.

Ade’-ade’ dijelaskan mengenai wartawan dan tugasnya, serta bagaimana menjadi seorang wartawan. Dilakukan pula praktek wawancara dengan wartawan. Anak-anak yang bercita-cita menjadi wartawanpun langsung melakukan reportase. Ada Adi, Wahyu, dan Riky. Masing-masing dengan gaya dan cara masing-masing. Bapak-bapak jurnalis berpesan kepada mereka, jika ingin menjadi wartawan maka harus rajin membaca&menulis, nda boleh males, dan tetap berdoa. Kunjungan di ITS Online diakhiri dengan pembagian majalah ITS Point dan Vivat (ehem.. Tak Sekedar Wacana) plus foto bersama di depan kantor ITS Online.

# Monkasel

Last destination. Diawali dengan baris tiap kelompok dan pemberangkatan sesuai kelompok yang paling tertib. Elanglah yang berangkat terlebih dahulu, dengan kekompakannya. Begitu garuda diberangkatkan, yang awalnya tertib, langsung berubah menjadi kejar-kejaran antar anggota kelompok. Kembang api. Meledak-ledak tetapi cantik menghias langit.

Hmmm..baru kali ini masuk kapal selam selama hidup di Surabaya, hehe. Dengan celoteh khas mereka, banyak pertanyaan yang terlontar mengenai ruang kapal, peralatan yang ada di kapal, dll. semoga suatu saat nanti, ada yang benar-benar mengendarainya, mengharumkan nama Indonesia bersama tentara yang lain. Amin Ya Rabb...

Dengan berkakhirnya kunjungan di monkasel, maka berkakhir pula acara “jalan-jalan” kami. Perjalanan yang membuat kaki berkonde, tapi tetap menyenangkan. Karena kembang api selalu meledak-ledak sepanjang perjalanan. Di akhir perjalanan, pengajar mengingatkan lagi soal tugas yang harus mereka kerjakan sebagai laporan (untung nda ada format PWR....hanya anak SI yang tau. hehe) dan juga mewawancarai Pak RW sebagai praktek dari kunjungan ke ITS Online.

Banyak hal yang terjadi, banyak hal yang tidak bisa saya ceritakan satu-persatu. Yang bisa saya ambil dari kegiatan kemarin adalah, merekalah generasi penerus, harus tau banyak hal di luar lingkungan yang selama ini mereka tempati, bahwa dunia tidak hanya berwarna hitam, putih, abu-abu, tetapi seperti mereka, kembang api, berwarna-warni dengan segala hiruk pikuknya, dinamis tidak statis. Supaya mereka memiliki cita-cita yang lebih tinggi dan nyata untuk diwujudkan di masa datang.

Ade’ade sayang, teruslah bermimpi dan berusaha mewujudkannya. Dengan usaha terbaik dan maksimal yang bisa kalian lakukan. untuk diri kalian, ayah ibu kalian, lingkungan kalian, bangsa, dan yang terpenting agama kalian.

Terimakasih atas perjalanan sehari yang hangat dan manis. Semoga istiqomah!!!

[imm-10052010]

Comments

hudahoe said…
Ijin kopast tulisannya. Teman-teman pengajar yang lain tidak ada satu pun yang mendokumentasikan lewat tulisan. Adanya foto sama video saja.