28 Ramadhan 1431 H


28 Ramadhan 1431, mungkin akan menjadi hari terakhirku menghabiskan pagi di surabaya untuk ramadhan ini. Karena sore nanti kereka kan menjemputku untuk berjumpa orang-orang terkasih di desa tempatku menghabiskan masa kecil hingga remaja. Kemarin menghabiskan waktu sore dengan jalan-jalan di sekitar keputih. Namun , mendung disertai hujan rintik membuatku cepat-cepat melangkahkan kaki ke kos yang telah ditinggal penghuninya. Sendiri, teman sekos yang masih tersisa sedang keluar mencecap hiruk pikuknya jalanan Surabaya.

RDK ’31, mungkin akan menjadi RDK terakhir bagi sebagian orang, karena tahun depan mungkin sudah tak ada di kampus ini lagi. Teringat perkataan mba’ Lu’im saat akan membeli makan untuk berbuka bersama PH.

“Tahun depan kita nda tau masih ada di kampus ini atau nda”

Aku menyahut,“ya iyalah, kan pada lulus...”

“Makanya, mba’ pengen kita bisa buka bareng walaupun sekali ini”

“oohh...”

Iya ya, kebanyakan (bisa dibilang semua ) PH angkatan 2007 dan tentunya berencana lulus tepat 4 tahun atau bahkan ada yang berencana 3,5 tahun. Tak mengherankan RDK tahun ini mungkin akan menjadi momen yang mungkin akan selalu dikenang. Pun bagiku, kalau diingat-ingat, tahun lalu aku menjadi OC Publikasi dan dokumentasi. Jadi anak buahnya mba’ Memik ceritanya. Dan hampir sebulan penuh poto sana poto sini. Hingga terkadang ada yang bilang, “wajahnya udah mirip kamera tu!”. Suatu kebanggaan bisa menjadi salah satu bagian dari RDK. Hingga pernah berkeinginan menjadi salah satu konseptor dii RDK ’31 tahun ini. Namun, yang terjadi adalah menjadi pendamping yang masih belum aku ketahui seperti apa fungsinya. Apalagi semua SC adalah teman seangkatan. Hingga terkadang fungsi SC, OC, dan pendamping menjadi baur. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan usaha terbaik sampai saat-saat terakhir RDK ’31. Meskipun banyak hal yang tentunya harus menjadi evaluasi bersama untuk RDK ke depan.

Beberapa hari menjelang idul fitri ini, kebanyakan sudah pulang ke rumah masing-masing. Termasuk PH JMMI. Jadi teringat sms Kamus dan KoPiDept kaderisasi kemaren, intinya mereka pamitan untuk mudik duluan. Di salah satu smsnya ada yang membahas tentang adanya PH yang tetap di MMI alias menghuni sekpa sampai saat tersepinya. Semoga menjadi kenangan yang tak terlupakan. Seperti lebaran ku 2 tahun lalu. Ketika menapakkan kaki di surabaya dengan sebutan prestisius, “MaBa”, aku menikmati lebaran dengan hal yang sama sekali berbeda seperti lebaran yang telah kulalui belasan tahun sebelumnya.

Bermula dari kabar yang kuterima dari madiun tentang kondisi bapak yang sedang sakit. Sebenarnya bisa dibilang setiap tahun ada agenda rutin beliau untuk “menginap” di rumah sakit, namun kali ini berbeda. Kalau biasanya beliau sakit asam urat, kali ini sesuatu yang bahkan tak ada dalam benakku. Gagal ginjal. Hingga suatu saat beliau harus melakukan operasi dsb di Malang. Dan kebetulan saat itu adalah ramadhan pertamaku sebagai mahasiswa. Hingga menjelang lebaran, beliau tak diijinkan pulang ke madiun. Akhirnya, kami bertiga menghabiskan ramadhan terakhir di rumah sakit di malang. Hingga hari nan fitri itu datang, karena ibu harus menemani bapak, jadilah aku berkelana mencari tempat shalat idul fitri terdekat. Dengan berbekal keyakinan adanya tempat tersebut di sekitar rumah sakit, maka aku mulai berjalan meninggalkan rumah sakit. Setelah celingak-celinguk dan memasang radar mencari orang yang diduga akan shalai Id, maka bertemulah dengan serombongan keluarga yang terlihat rapi dengan baju muslim serta perlengkapan shalat mereka. Dimulailah misi “penguntitan” itu. hingga tiba pada sebuah lapangan yang diduga besar adalah tempat shalat id. Dan begitulah aku menunaikan shalat idul fitri di tempat yang tak satupun orang mengenalku. Rasa haru dan syukur tentu mengalir membanjiri relung hati terdalam saat itu. bahkan di tempat yang sama sekali belum pernah kukunjungi itu, aku masih diberi kesempatan untuk menghadap padaNya tepat di hari nan suci. Lebaran yang tak kan kulupa.

Jadi bagi yang bertugas, jadikan lebaran ini sebagai saat yang sangat patut disyukuri. Karena mungkin di belahan dunia sana ada orang-orang yang bahkan tak mampu menunaikan shalat id disebabkan berbagai hal. Entah sakit, peperangan,larangan, dll.

Comments