Wisuda


2 Oktober 2010. Akan menjadi babak baru bagi sebagian mantan mahasiswa yang saat ini tengah diwisuda. Akan menjadi sebuah bab baru bagi kehidupan mereka. Satu fase yang akan pastinya akan menambah kedewasaannya. Sama seperti mereka yang telah lulus dari ujian kuliah, tanpa sadar aku juga telah menghabiskan separuh masa kuliahku di Surabaya. Di kampus perjuangan yang memang penuh perjuangan. Masih mengalir dalam ingatanku, beberapa waktu sebelum akhirnya aku memutuskan Sistem Informasi ITS sebagai pilihan pertama di lembar pendafaran SNMPTN ku.


Sistem Informasi Universitas Indonesia

Ya, jurusan dan universitas inilah yang pertama aku impikan ketika para alumni datang sambil mengenakan jaket kuning kebanggaannya. Dengan berbagai kalimat motivasi dan pengetahuan seputar mahasiswa, aku tergiur untuk mengikuti forum yang lebih kecil mengenai salah satu jurusan, yaitu Sistem Informasi. Di forum tersebut alumni menjelaskan tentang kompetensi serta apa saja yang kami pelajari di sana. serta dosen-dosen yang tak kalah sangarnya, karena banyak di antaranya adalah tokohh ternama bahkan mentri. Sesampainya di rumah, langsung kusampaikan keinginanku untuk bisa melanjutkan kuliah di sana. tapi ibu kurang menyetujui hal tersebut. alasan yang mungkin sering dilontarkan kepada anak perempuannya, “Terlalu jauh kalau di Jakarta. ” Tak sedikit usaha yang kulakukan untuk meyakinkan ibu tentang tekadku. Tapi tetap saja , restu itu tak kudapatkan.

STT Telkom-Bandung

Aku lupa jurusan apa yang kupilih, karena memang niatnya mengincar beasiswa yang dijanjikan oleh STT Telkom untuk satu orang siswa di SMA ku. Tes pun berlangsung, para ranking paralel di sekolahku tak ketinggalan untuk ikut dalam kompetisi tersebut. Namun, ternyata tak seorangpun mendapatkan beasiswa tersebut. tapi masih ada satu tes reguler yang dilakasanakan di SMA ku. Jadi, anak yang sudah mendaftar tes untuk beasiswa tidak perlu lagi untuk membeli formulir baru. Tinggal daftar ulang, maka ikutlah saya dalam tes kedua itu. selang beberapa hari ada pengumuman hasil tes. Teman sekelasku ternyata mendapat peringkat dua nasional, jadi dia bisa mendapatkan beasiswa dari STT. Karena setelah tes beasiswa lalu ternyata masih ada kesempatan mendapatkannya dengan cara menjadi tiga besar nasional dalam tes reguler. Dan aku tak lolos dalam seleksinya.

Ilmu Komputer UGM

Tak beda jauh dengan STT Telkom, aku tidak mempersiapkan cukup bekal untuk tes UM UGM. Entah karena sibuk mempersiapkan UAN atau apa, yang jelas H-1 pekan aku baru membuka soal-soal UM UGM yang sebenarnya telah lama ku fotokopi. Akhirnya, ketika pengumuman tiba, aku pun tak lolos untuk menjadi mahasiswa di IlKom UGM. Tak apa, masih ada yang lain pikirku saat itu.

STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) ITB

Yah, incaran yang benar-benar maknyus ini membuatku serius dalam proses seleksinya. Mulai dari pembelian formulir termahal yang pernah kualami saat petualangan mencari tempat perkuliahan. Itupun nitip temen yang kebetulan ibunya sedang berada di Bandung. Lalu tiba saatnya untuk daftar ulang dan tes di Bandung. Kota yang sebelumnya belum pernah kukunjungi, tentunya bersama pejuang-pejuang yang juga sedang bermain dalam game perbutan perguruan tinggi. Kami berangkat ber-empat. Beberapa hari sebelumnya sudah ada teman yang stand by di Bandung untuk mencari kos-kos an yang rencananya akan kami tempati selama dua pekan. Sesampainya di Bandung, kami langsung menuju tempat yang dijanjikan. Dan karena menurut teman saya yang mencari kos, tempat yang ideal cukup sulit dengan biaya yang bervariasi, akhirnya kami memutuskan untuk tinggal dalam satu kamar ber-lima. Bisa dibayangkan, ruang yang lebarnya tak lebih dari 3X3 harus kami maksimalkan fungsinya sebagai kamar tidur, tempat belajar, dll.

Kisah yang tak kan kulupakan adalah ketiga temanku yang kebetulan mengambil Fakultas Seni Rupa dan Desain berlomba tiap harinya untuk melatih kemampuan menggambar, mengarsir, dll. dan kami berdua yang kebetulan tak mengambil FSRD hanya bisa terkesima dengan progress yang diperlihatkan teman-teman kami setiap harinya. Masih lekat dalam ingatan juga ketika kita harus mempersiapkan psikotes berupa perhitungan cepat ala rekening koran. Jadi selembar kertas penuh denga deretan angkan harus kami selesaikan dalam waktu tertentu. Meskipun terlihat mudah, namun membutuhkan konsentrasi dan ketelitia yang cukup tinggi. Hingga akhirnya tiba hari tes, saat aku memasuki gerbang ITB, entah ada panggilan apa dan darimana, yang jelas saat itu aku benar-benar merasakan terpanggil untuk segera berkuliah di ITB. Hehe.

Namun sebenarnya ibuku tak begitu menyetujui (walaupun akhirnya aku dibiarkan juga berkelana di Bandung selama dua pekan) ketika aku memutuskan untuk ikut USM(Ujian Saringan Masuk) ITB. Beliau menyarankan agar aku kuliah di Surabaya, karena kala itu Bapak masih sering bertugas di Surabay, “jadi bisa sering jenguk”begitu ujar beliau. namun, aku tetap berikhtiar untuk meraih apa yang aku inginkan, mengenakan almamater yang di depannya tersemat gambar patung ganesha.

Beberapa waktu berlalu, dan akhirnya harus kuhadapi juga kalau aku tak diterima di ITB. Alhamdulillah ketiga teman yang mendaftar di FSRD diterima semua. Tanpa terkecuali.

Sistem Informasi ITS

Sampailah pada ujian SNMPTN yang kulakukan di Malang. Berbekal keyakinan serta hasil try out sendiri bersama teman-teman, maka aku mengerjakan soal dengan sebisaku. Apapun yang terjadi akan aku terima, pikirku kala itu. karena sebenarnya masih ada cadangan tes lain kalau tidak tembus juga kali ini. Yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik di waktu yang tepat. Hanya itu yang bisa memotivasiku. Sampai saatnya tiba, pengumuman itu mulai bisa diakses oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang menantikan hasil tes mereka. Aku salah satunya. Dan memang benar, rencana Allah sangatlah indah bagi hambaNya. Aku diterima di Sistem Informasi ITS.

Sudah dua tahun melewati masa-masa tersebut. masa-masa yang sulit untuk dilupakan. Masa-mas yang membuatku tersadar bahwa apa yang aku inginkan belum tentu kubutuhkan. Kita hanya bisa berusaha seoptimal mungkin. Dan Dia-lah yang memutuskan yang kita butuhkan.

Untuk teman-teman seperjuangan:
Rafika a.k.a. Piko : Desain Produk ITB
Niken a.k.a Nichen : Desain Produk ITB
Nurtsani a.k.a Ina : IPB (lupa nama jurusannya....)
Marcellia a.k.a Rhea : T.Mesin UGM
Chirana a.k.a Supri : Pendidikan Fisika UNS
Etis a.k.a Etis : Pendidikan B.Inggris Unesa
Siti Zulaikha a.k.a Ijul : Kedokteran UGM
Siti Muti’ah a.k.a Muti : Geologi ITB
Yoga a.k.a Ocha : Elektronika PENS
Yohanda a.k.a Jojo : T. Informatika ITS
Chlement a.k.a Emon : STAN (Akutansi dudu?)
Semoga 1,5-2 tahun lagi saat kita berjumpa, ada senyum kebahagiaan saat teringat masa-masa sekolah dan kuliah. Karena saat kita berjumpa 1,5-2 tahun lagi, kita sudah melewati satu fase wisuda dalam hidup kita.

[_imm]

Comments

Yohanda Mandala said…
Wawwawawawawawaw.....
Kancaku saiki dadi penulis rek,,,, ayo semangat mon,,, kita ubah dunia dengan pena(*mungkin lebih tepat keyboard).....
Immash said…
ok jo!!!
kau mengodinglah...hoho
Unknown said…
Kok profpic ku ga metu ya....

Heh sopo sing ngongkon ngoding,,,,
IT not just about writing code..
Bukane iku semboyane jurusanmu..??
Wkwkwkwkww

Maksudku mari kita ubah dunia dengan tulisan tulisan kita,,,,,
(*mungkin kodingan juga bisa)