Ahlan wa Sahlan Kawan, Mari buat Legenda Dakwah Kampus Bersama!*(Part 2)

Materi 2, analisa SWOT, Akhmad Guntar. Alhamdulillah tahun ini sedikit dijelaskan mengenai analisis kondisi organisasi, karena jika outputnya adalah pengonsep organisasi seharusnya ada materi tentang hal tersebut. sehingga jika saatnya tiba(kapan ya?) semua sudah memiliki kepahaman yang sama mengenai metode dalam menganalisis organisasi. Kekurangannya, dengan waktu yang hanya dua jam peserta harus bisa memahami materi yang biasanya memakan waktu 2-3 hari di pelatihan yang lain(hanya untuk analis dan rencana pengembangan organisasi). Sebenarnya banyak diantara peserta yang sudah mengikuti pelatihan mengenai AKO&RPO, tapi tak jarang ada bagian-bagian yang hilang dalam pengerjaannya(baca:lupa). Sehingga kalau ada waktu tambahan harapannya materi AKO RPO bisa diperdalam lagi, jadi kalau salah satu peserta lupa yang lain bisa mengingatkan metode yang benar.

Materi 3, Dakwah Kampus Kekinian, Pak Aris. Dalam hati bersorak gembira, materinya asik kayaknya. Tapi tiba di awal-pertengahan materi ternyata mata ini agak susah dikompromikan. Agak diluar harapan sebenarnya. Tapi akhir materi bisa membuat mata kembali terbuka, karena sebenarnya materi ini yang saya harapkan. Mungkin masukan bagi panitia, dalam memberikan kisi-kisi materi juga disampaikan lingkup dari materi dan alokasi waktu. Jadi, pemateri bisa menyesuaikan, dan materi yang disampaikan menjadi optimal dan tepat sasaran.

Materi 4, ke-JMMI-an, Pak Ibrohim(Ketum JMMI ke-2). Seharusnya dilaksanakan sore itu juga, namun karena ada halangan, maka materi ditunda keesokan paginya. Waktu yang tersisa digunakan untuk simulasi tahap 1.

Simulasi tahap 1. Sudah tahu sedikit konsepnya(karena pernah salah ikut syuro’ SC PSI 3), namun belum tahu pembagian kelompoknya. Ternyata saya masuk di dalam kelompok 3. Bersama Isti’, Nani, Anwar, Ihsan, Agil, dan Aris. Konsolidasi pertama dilaksanakan di depan perpustakaan manarul ‘ilmi. Standart syuro’, pembukaan tilawah, absensi. Ikhwan langsung menawarkan SWOT nya dibahas, namun karena tidak mungkin diselesaikan saat itu juga, maka dari akhwat sepakat kita hanya akan membahas metode pengerjaan & sharing ilmu tentang JMMI. Sepi, mungkin itu kesan yang saya dapatkan. Entah di ikhwan sedang sibuk dengan pikiran masing-masing atau ingin segera diselesaikan, yang jelas pernah suatu saat saya sudah selesai menjelaskan sesuatu dan bertanya ke ikhwannya, sama sekali tidak ada sahutan. Sampai berpikir mereka telah menghilang dari balik hijab. Akhirnya supaya suasana lebih semangat, akhwat mengusulkan adanya nama kelompok+jargon. Jadilah Al-Fatih(usulan dari ikhwan), namun untuk jargon belum ditemukan. Kelompok kami paling cepat selesai syuro’, sedang di tempat syuro’ yang lain masih terdengar dan terlihat sibuk dengan argumen masing-masing. Memang begitu sulit menyamakan “suhu”. Pernah mendengar cerita dari Bu Ari (AHWA IV JMMI), kalau dulu mereka sempat MUQIM selama 2 pekan di PP Darussalam. Itupun belum ditambah kegiatan lainnya. Hmm.... yang utama dari tim adalah bagaimana cara kita membangun tim bersama-sama.

Materi 4 yang sebenarnya. Pak Ibrohim, yang datang jauh-jauh dari Sidoarjo benar-benar membuat peserta hanyut dalam kisah aktivis dakwah di awal kemunculan JMMI. Yang semula hanyalah sebuah kepanitiaan dalam RDK, forum remaja masjid, hingga menjadi sebuah Lembaga Dakwah Kampus seperti sekarang ini. Beliau banyak bercerita mengenai pengorbanan yang dilakukan aktivis dakwah di zamannya, hal tersebut membuat saya bertanya-tanya tentang komitmen daya sendiri terhadap dakwah. Sering mengeluh dengan segala fasilitas yang ada, merasa lelah tanpa tahu pasti apa penyebabnya. Tapi setelah mendengar cerita dari beliau membuat saya lebih termotivasi dan meluruskan niat dalam berdakwah. Semua karena Allah yang sangat saya cintai. Seperti lagu riang milik Fatih, “Ikan, Laron, dan Semut”.

Comments