JMMI ke Malang (Part I)


Pagi yang cerah, jam tujuh kurang beberapa menit kuarahkan laju motor ke tempat legendaris, Masjid Manarul ‘Ilmi. Aku tak langsung menuju tempat berkumpul (baca: serambi utara) tapi masih menunggu di depan sahada, karena aku sudah menduga, belum banyak orang disana. Lagipula serambi utara bukan kawasanku. Mencoba menghubungi panitia untuk meminta kejelasan siapa yang sudah menanti di serambi utara, namun jawaban tak kkunjung tiba. Samapi akhirnya datang seorang akhwat yang teridentifikasi sebagai Lina. Akhirnya kami menuju ke serambi utara. Yap, seperti dugaan sebelumnya belum banyak orang yang siap untuk berangkat, hanya ada ainun dan adiknya. Pelajaran pertama, kapan kita bisa tepat waktu?

Setelah sekian lama menunggu rombongan, bison dan lain-lain tibalah waktu briefing, dan panitia menjelaskan beberapa hal terkait acara, transportasi, dsb. Acara briefing ditutup dengan doa, dan bubarlah kita. beberapa akhwat menghuni bison yang hanya tersedia satu. Sedang yang lainnya? Bermotor ria. Oke, kami berangkat menuju pom bensin dan mendapat susunan rangkaian motor berdasarkan... apa saya juga ndak tau. Dan berangkatlah kami. Pelajaran kedua, tanyalah siapa yang jadi ketua rombongan dan penanggung jawabnya.

Di perjalanan banyak hal yang terjadi, mulai dari rombongan yang sudah terpencar, jalanan porong yang begitu padat, motor aneh, macem-macem deh. Sampai di sebuah sudut di sidoarjo, karena ada rombongan yang terpencar maka kami sedikit stretching untuk melemaskan otot yang mulai kaku. Setelah beberapa saat, tiba-tiba rombongan ikhwan yang ikut berhenti juga berangkat duluan. Kami yang belum siap berangkat jadi tertinggal dan hanya tersisa rombongan tiga motor akhwat plus satu motor ikhwan. Motorpun melaju lagi, saat lampu sen sudah kunyalakan ke arah kanan ternyata de’ fau melaju lurus. Akupun mengejarnya, dan terjadi percakapan singkat,
“de, nda puter balik ke sana (sambil mengarahkan jari telunjuk)?”
“nda mba, aku tau yang lewat jalan lurus.”
“o, ya sudah.”
Ya, kami sepertinya memilih jalan yang berbeda dengan rombongan ikhwan. Pelajaran ketiga, rundingan dulu masalah rutenya, bisa jadi ada yang hilang di tengah jalan, jadi ada patokan pasti lewat jalan mana.

Beberapa menit berlalu, kawasan yang belum pernah kulewati sebelumnya. Setengah jam berlalu, sepertinya kita mulai mengelilingi kota pasuruan. Satu jam berlalu, hmmm... benar-benar tour guide yang baik, sampai nglewatin rumahnya(de’ fau). Pelajaran keempat, punya pengalaman berkeliling kota pasuruan.

Sampailah di purwodadi. Shalat, makan, jalan-jalan sebentar. Betah, dengan suasana yang hijau, dingin. Subhanallah. Setelah beberapa saat di purwodadi, kamipun melaju lagi ke tujuan berikutnya. Universitas Muhammadiyah Malang(UMM)

Comments