JMMI ke Malang (Part II)


Kampus putih, itulah sebutan kampus UMM yang terletak di lahan landai dengan sungai yang membelah kampus. Selepas shalat ashar, kamipun langsung disambut di sebuah ruangan yang mereka sebut sekretariatan. Ada sekpinya! Dengan ruangan yang lebih kecil dari sekpa MMI, mereka memaksimalkan tempat untuk lahan akhwat. Mungkin perbedaan area masjid. Kalau di UMM bisa disebut komplek masjid karena terdiri dari beberapa ruang. Ruang sidang, ruang kelas, perpustakaan masjid, tempat shalat, sekretariat, dll. sempet bingung juga tentang tempat shalat, karena bayangan saya pertama masuk langsung tempat shalat, ternyata ada aula. Dan tempat shalat terletak di lantai yang berbeda. Pelajaran kelima, masjid sebagai pusat peradaban.

Dibuka oleh MC serta tilawah dan dilanjutkan sambutan oleh masing-masing ketua umum dari LDK JF dan JMMI. Selanjutnya pemaparan masing-masing LDK terkait sejarah, perkembangan, kepengurusan, dll. Dan yang membuat saya terus bertanya hingga akhir pertemuan adalah sebuah forum yang kemudian dikenal dengan FULDUM (Forum Silaturhim Dakwah UMM) ane dengernya begini. Forum yang mewadahi semua lembaga dakwah di UMM, termasuk JF dan LDF. Forum ini bukan sekedar forum, tapi merupakan sebuah forum sinkronisasi kader dan kegiatan yang ada di UMM. Jadi tidak terjadi “kegejean agenda” (baca:nda singkron,nda fokus, dll ). Pelajaran keenam, sinkronisasi a.k.a sinergisitas itu penting sekali.

Tak banyak yang saya ceritakan ,kebanyakan sudah diceritakan teman-teman lain. Yang membuat saya terkesan adalah SAMBA dan TOP. Samba seperti yang sudah dijelaskan, adalah sambut maba. Benar-benar ada sebuah agenda untuk penyambutan maba. Sebuah agenda yang sempat tak terdengar gaungnya di ITS. Karena berbagai alasan tentunya, seperti baru saja pergantian kepengurusan, pengurus harian pada kerja praktek, dll. semoga hal ini bisa menjadi evaluasi untuk kepengurusan mendatang. Meskipun kita tidak diperbolehkan membuat stand-stand untuk maba, tapi kita harus berpikir inovatif untuk mengemas sebuah agenda khusus penyambutan maba. Pelajaran ketujuh berpikir kretif untuk membuat sebuah agenda yang menarik bagi mahasiswa baru adalah sebuah ladang bagi keberlangsungan dakwah. Sedangkan TOP bisa dikatakan kaderisasi pamungkas bagi kader UMM sebelum mengemban amanah dakwah yang tentunya tak kalah menantang.  
Saya hanya pernah “menerima tamu” dari Seruni Universitas Negeri Malang, kala itu masih di divisi media. Jamuannya tentu berbeda dari acara biasa. Yang biasanya minuman tanpa warna alias bening, waktu Seruni datang minumannya berwarna (bener nggak ya? Sudah agak lupa), karena ikhwah Seruni tidak menginap maka acara sharing langsung dibagi tiap bidang seperti waktu di UB. Tak lama memang, namun cukup berkesan, karena sampai saat ini masih ada beberapa sms dari ikhwah yang tak jarang memberi semangat. Pelajaran kedelapan, ayok sapa ni LDK yang mau datang selanjutnya ke ITS, dijamu dengan optimal insyaAllah. 



Comments