Episode Ramadhan di Kampus


“Hmm.. Pilih MIE atau RDK ya?”Pikirku ketika sebuah kertas ada di hadapanku saat momen terakhir PSI 1.

“MIE aja wis, kalo RDK ntar pasti nggak bisa pulang waktu ramadhan.” Dan aku pun memilih MIE sebagai salah satu KPP ku di PSI 1.

Dan waktupun berlalu. Mendekati RDK , ada sebuah pesan singkat yang mampir. Intinya ada open recruitment OC RDK 30 dengan pilihan SIE dan jadwal screening (seingatku).

Saat itu entah apa yang membuatku mereply sms tersebut, yang jelas Sang Sutradara telah merencanakan sesuatu yang indah bagiku. Tak berapa lama, aku telah duduk di hadapan SC RDK 30 untuk melakukan screening. Dan aku terpilih menjadi salah satu OC publikasi.

Hari-hari RDK pun dimulai. Aku kebagian untuk mendokumentasikan beberapa agenda, diantaranya: Kobar, Wisma, dll. Yang paling seru tentu Kobar, saat yang dinanti oleh semua jama’ah. Melihat wajah-wajah bahagia yang senantiasa melayani jama’ah selama berbuka adalah satu hal yang sangat sulit untuk dilupakan. Bagaimana tidak? Saat diri sendiri ini tergiur dengan gelas yang biasanya diisi dengan minuman berwarna maupun nasi bungkus yang masih hangat, tapi para OC kobar dengan semangat menahan “rasa” demi jama’ah.

Yang tak kalah seru tentu saat Wisma(Tarawih Bersama). Jangan berpikir kalau saat tarawih ,OC bisa santai-santai menikmati angin malam yang menerobos dari jendela sambil khusyuk membaca Al-Qur’an. Yang terjadi adalah “play group” dadakan. Di sinilah OC, SC, PH maupun pengurus JMMI lainnya menguji kesabaran menghadapi jama’ah yang masih berusia antara 1-12 th. Jama’ah yang masih kecil ini selalu riang berlari kesana-kemari sambil tersenyum, tertawa, berteriak, bermain, bahkan membuat “forum discussion group”. Dan merekalah tim wisma yang membuka kelas kreativitas dadakan di serambi selatan manarul ‘ilmi.


Saat mengharukan? Pastilah ada, saat itu malam terakhir melewati RDK 30 di Surabaya. Dan yang terjadi adalah tragedi ban bocor. Kalau sekali masih dimaklumi, namun saat itu ban bocor dua kali dengan rentang waktu yang dekat. Jadilah aku pulang dengan “menuntun” supri bersama dua OC RDK yang luar biasa. Kenangan menjadi OC yang tak bisa kulupakan. Sampai aku berpikir, jika suatu saat diberikan amanah sebagai SC RDK akan sulit mencari alasan untuk tidak menerimanya. Namun, Allah lah yang merealisasikan semua rencana. Aku tidak berkesempatan menjadi salah satu konseptor RDK 31. Sampai akhirnya bertemu dengan RDK 31 yang lebih kompleks. Dengan amanah yang saat itu ada, di satu sisi harus menempatkan diri menjadi “pendamping” di sisi lain harus menjadi “pendengar” dari teman-teman SC yang rata-rata telah lama kukenal.penuh dengan hal-hal yang tentunya berbeda dengan RDK 30. Sampai hari terakhirku melewati RDK 31 di Surabaya. Momen buka bersama di BU Luar. Ingatkah?

Dan sekarang, menyongsong episode RDK 32. Memandang pejuang-pejuang RDK 32 yang tangguh. Pejuang-pejuang RDK yang diberi kesempatan oleh Allah sebagai konseptor dakwah yang menjadi awal mula JMMI. Pejuang RDK yang terkadang membuatku “iri” dengan amanah yang telah diberikan Allah untuk mereka, yaitu menjadi punggawa-punggawa kegiatan pelayanan umat terbesar di Masjid Manarul ‘Ilmi.

Untuk adek-adek yang sedang berjuang dengan ke-RDK-an nya, semoga Allah selalu meluruskan niat antum untuk meraih ridhoNya.
Untuk Adek-adek yang merasa perjuangan ini berat, mari minta punggung yang kuat untuk menopangnya, bukan meminta keringanan yang terkadang membuat kita malas berjuang lebih.
Untuk adek-adek yang “dipilih” Allah dalam RDK 32, semoga antum bisa membuktikan bahwa antum adalah orang yang terpilih!
Selamat menikmati manisnya RDK!

*Sayapun juga RDK (Ramadhan di Kalimantan) nanti, doakan istiqomah dan tidak jauh dari lingkaran orang-orang sholeh seperti antum.

Comments