Ibu, Aku Menyanyangimu karena Allah[1]


Kata mereka diriku slalu dimanja

Kata mereka diriku slalu ditimang

Nada-nada yang indah slalu terurai darinya

Tangisan nakal dari bibirku tak kan jadi deritanya

Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini

Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan

Kata mereka diriku slalu dimanja

Kata mereka diriku slalu ditimang

Oh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku

(Bunda – Melly Goeslaw)


Sebagian memanggilnya bunda, yang lain mama, mami, mother, okasan, dan lain-lain. Tapi aku memanggil wanita yang melahirkanku dengan sebutan ibu. Sebuah kata yang terdiri dari tiga huruf namun sangat berarti bagiku. Dan kuyakin berarti pula bagi semua orang.

Ibuku , seorang wanita yang selama delapan tahun ini bekerja di sebuah instansi pemerintah. Dengan kesibukannya mengurus beberapa permasalahan masyarakat dan administrasi, tepat dua tahun lalu diuji oleh Allah. Bapak sakit, dan memerlukan perawatan yang intensif. Selama beberapa hari beliau menemaninya di rumah sakit. Mengharuskannya cuti dari pekerjaannya di kantor. Ternyata beberapa hari saja tak cukup, dokter memberikan beberapa pilihan pada bapak mengenai penyakitnya. Di tengah sakit yang cukup mengejutkan bagi keluarga maupun rekan kedua orang tuaku, ibuku tak pernah terlihat sedih dengan apa yang sedang dihadapi bapak. Kata ibu pada saudaraku,”Kalau saya ikut sedih, maka tak ada yang bisa menenangkan bapak. ” Itulah ibu dengan ketenangannya.

“Bapak harus dioperasi di luar kota”, ujar ibu kala itu. Dan aku yang tak menyangka bahwa sakitnya bapak sampai mengharuskannya operasi, membuatku tak sanggup berkata apa-apa lagi pada ibu. Kebetulan saat itu aku masih menyandang gelar mahasiswa baru 2008. Dan di tengah pengaderan yang menjadi kegiatan sehari-hari maba, aku harus beberapa kali menjenguk bapak yang saat itu membutuhkan motivasi untuk dapat menghadapi ujian terbesarnya.

Akhirnya di ruang berukuran tak lebih dari 3X3 m itulah kami menghabiskan hari-hari menjelang idul fitri 1429 H. Hanya bertiga, terkadang ada rekan bapak dan ibu yang kebetulan tinggal di Malang menjenguk dan memberi bapak semangat untuk tetap bertahan. Setelah beberapa waktu menginap di rumah sakit, akhirnya bapak diijinkan pulang. Dengan catatan, bapak harus melakukan perawatan di rumah ditambah kontrol rutin di rumah sakit tersebut.

Comments