Kalimantan "Rasa" Jawa



Sekitar pukul 12an WITA kami mendarat di bandar udara Sepinggan di Balikpapan. Setelah sempat transit beberapa saat di Banjarmasin karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan di Balikpapan. Dan kampipun disambut dengan hujan gerimis yang masih tersisa dari hujan pagi hari plus kendaraan berplat nomor KT sepanjang mata melihat(di kampus jarang-jarang ada plat nomor ini soalnya, rata-rata L, W, S, dll). Ternyata beberapa kawasan di Balikpapan tidak bisa dilalui karena banjir. Akhirnya kami memilih melalui jalan lain untuk sampai di rumah salah seorang teman kami yang berdomisili di Balikpapan. Sesampainya di sana kami disamput dengan senyum hangat dari ibu dan adiknya. Dan percakapan dimulai. Memulai perjalanan saya di Kalimantan “rasa” Jawa.

Saya: iya bu, saya aslinya madiun. Deketnya PG. Kanigoro
Ibu : o, Kanigoro ibu juga punya saudara deket kanigoro
Saya : dimana bu?
Ibu : di jl. Setia Budi
Saya : o... ya... (Ternyata tidak hanya saudaranya saja yang asli jawa, ayah dan ibu teman saya asli dari daerah sekitar magetan, satu karisidenan Madiun)

Saat sore harinya kami memandang kilang minyak dan teluk dari bukit, menuju perjalanan pulang, kami berpapasan dengan gerobak bertuliskan “Sate Kediri”.
Saya : eh, ada sate Kediri
Teman : mana?
Saya : itu tadi lewat.Jauh-jauh Kalimantan, nunggu pesawat sambil berdiri. Jauh-jauh ke Balikpapan, ketemunya sama sate Kediri (dibaca dengan nada pantun)

Selanjutnya saat sudah di tempat kos di Sangatta, ketika akan berpamitan dengan saudara yang mengantar ke tempat tersebut.
Saya : suwun ya mba’...
Saudara : iya de’
Mas pembawa kunci kos(MPKK) : lho, mba’nya orang jawa to?
Saya+teman(ST) : iya
MPKK : saya juga orang jawa lho mba’!
ST : oooo... Jawa mana mas?
MPKK : Malang
ST : berpandangan sambil membatin... jawa lagi...

Sorenya saat di rumah saudara teman. Orang yang bantu-bantu di rumah tersebut memanggilkan kami bakso yang kebetulan lewat depan rumah.
Orang yang bantu-bantu di rumah (OYBBDR) : Jann.... bakso!!
Tapi ternyata tukang baksonya agak kurang dengar, maka..
OYBBDR : Mbalik jan !
Dan pak penjual bakso(PPB) pun kembali
OYBBDR : iki lho saudaranya bapak, dari nggorang-nggareng sama madiun.
OYBBDR : Itu juga dari Jawa mba’ tukang baksonya
ST: ooo.... Jawa

Sedang hari ini, saat ngantri di ATM.
Orang antrian depan: Ndang reneo yo... bla..bla... (lupa apa isi pembicaraan selanjutnya, yang jelas pake bahasa jawa yang tentunya kumengerti)
Saya dan temanpun berpandangan lagi..... Jawa...

Ya, memang, kebanyakan orang-orang yang kami jumpai baik sengaja maupun tidak sengaja di sini kebanyakan orang Jawa. Menurut orang-orang yang lumayan lama tinggal disini memang kebanyakan orang perantauan, entah dari Jawa, Sulawesi, maupun daerah lainnya. Tak heran ketika kami di sini, nuansa Jawa masih kental. Negeri perantauan, akankah tahun depan saya termasuk “anak perantauan” di sini? Allahlah yang meng-ACC semua rencana..... [imm]



Nb: gambar kilang minyak+teluk di balikpapan. diambil di perumahan pertamina

Comments