Yes, I’m Proud to be Muslimah!



”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah”. (HR.Muslim)

Kemuslimahan atau keputrian.. manis sekali ya namanya? Hmm... dulu waktu pertama kali mengenal jama’ah, mengenal organisasi dakwah lebih tepatnya, saya berpikiran seperti itu. Karena bisa dibilang, saya adalah orang yang jauh dari kata-kata “putri”. Ya, karena dulu bisa dibilang masih “ababil”, jadi ya sok-sok an aja gayanya. Celana gombrong, kaos kegedean, sak pena’e dewe... kalo ABG bilang, tomboy. Cukup susah juga menghapus folder System of a Down dan mulai mengoleksi Shoutul Harokah. Mungkin itu kalimat yang menggambarkan saya beberapa tahun silam.

Tapi Allah berkehendak lain, saya dipertemukan dengan orang-orang yang menurut saya saat itu anggun sekali. Tutur katanya lembut, sikapnya terjaga, sabarrrrr....sekali, pokoknya perempuan sekali untuk ukuran saya saat itu. Dan beliau adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menginspirasi saya, dan bisa dibilang beliaulah orang pertama yang “membina” saya di jalan ini.



Beberapa tahun berlalu sejak pertemuan pertama kami yang berkesan , kini beliau sudah ada di negeri lain (mungkin), semoga Allah memberkahi mereka (karena sudah menikah, jadi saya doakan dua-duanya). Dan kini, saya dihadapkan dengan sebuah kata, “Muslimah”. Banyak orang yang mempertanyakan, kenapa harus ada keputrian? Apa fungsi keputrian? Bagaimana peran keputrian sebenarnya? Apakah fungsi tersebut tidak bisa digabung dengan fungsi lainnya? Hmmm... saya juga pernah lho berpikiran seperti itu. Kenapa nggak digabung aja fungsinya? Tetapi melihat realita dan kebutuhan yang ada, peran keputrian sebenarnya sangat besar. Apalagi kalau bisa memaksimalkan dan mengoptimakan peran tersebut.

Saat berbincang dengan “ibu presiden” Puskomda Surabaya Raya(Mba’ Sakinah), sempet berbincang tentang kemuslimahan. Ada tiga fungsi utama dari keputrian yang sebenarnya hampir sama dengan bidang umum lainnya, namun tentu saja dengan target atau sasaran yang berbeda. Pembinaan, syiar, dan jaringan. Masing-masing dengan tingkat dan objek yang berbeda. Membuat saya yang belum terbiasa di bidang kemuslimahan, menjadi lebih “terbuka pandangannya” terhadap keputrian.
Namun, apa yang terjadi sekarang?

“Nash-nash tentang perempuan yang dibongkarpaksakan oleh ide pembebasan perempuan, telah menjadi salah kaprah dalam aplikasinya. Gerakan yang semula bertujuan memuliakan perempuan, telah lancang menganulir wilayah agama, bukan pada pemahamannya, akan tetapi dari segi posisi dan esensi ajarannya” (Keakhwatan 1-Cahyadi Takariawan, dkk)

Beberapa syariat tentang perempuan yang menurut sebagian kalangan merupakan pembatasan pada kaumnya(. Seperti jilbab, hak waris, poligami, nusyuz, dan lain-lain.), dijadikan senjata untuk menuntut hak sebagai seorang manusia Hal-hal seperti inilah yang seharusnya dihindari dengan kemauan belajar mengenai kemuslimahan. Supaya, pemahaman akan betapa “berharganya” perempuan mampu menanggulangi hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.

“...banyak kaum perempuan dijadikan korban eksploitasi kapitalistik, menjadi bahan iklan, promosi, bahkan ikon pariwisata, dan devisa negara. Pada akhirnya posisi perempuan terpinggirkan menjadi sekedar hiasan dan promosi, bukan menjadi pelaku pembangunan yang memiliki kesadaran aktif dalam kontribusi. Kondisi seperti ini amat membahayakan, apabila dilihat dari kacamata syariat yang menghendaki kamu Muslimah menjadi pelaku perbaikan masyarakat” (Keakhwatan 1-Cahyadi Takariawan, dkk)

Kapan hari pernah meng-sms ukhtifillah,
“...untuk melahirkan sebuah generasi yang unggul dan berkualitas, memerlukan sosok ibu yang berkualitas pula.. (Keakhwatan 1). Bagaimana persiapan anti hari ini untuk menjadi sosok ibu yang berkualitas?”

Krik..krik...yang bales 2 orang.. yang satu bales “hehe”, yang satu bales (lupa kalimatnya intinya), “masih lama, tapi memang perlu dipersiapkan”. Perlu ada pemahaman lebih mengenai kemuslimahan ni. Ayo muslimah, saatnya bangkit dari “duduk-duduk”, berdiri tegap dan katakan pada dunia, “Yes, I’m Proud to be Muslimah!”
(to be continued...InsyaAllah)

Nb: kan sebentar lagi ramadhan, trus lebaran. Biasanya pada banyak angpao kan? Nah, sebagian disisihkan untuk beli buku tentang muslimah ya, trus ditaruh di perpustakaan muslimah (wajib untuk PH akhwat K2M).


source gambar : http://menjadicerdasdenganislam.blogspot.com/2010/06/generasi-muslim-yang-tangguh-lahir-dari.html

Comments

Anonymous said…
nice. sepakat tuh buat pada ngoleksi buku. Memang ada porsi yang berbeda antara ikhwan dan akhwat, namun pemahaman yang komprehensif perlu ada dikeduanya
Immash said…
untuk buku nggak hanya akhwat aja yang boleh "menitipkan" buku di perpustakaan sekretariat putri. bagi siapa saja yang mau memajukan dakwah muslimah boleh ikutan. ya, perlu pemahaman yg komprehensif memang, karena bagaimanapun perempuan dan laki-laki memiliki beberapa ke-khas-an yg berbeda.