Fitri yang Rupawan


Fitri yang rupawan
Orang sekampung keluar dari rumahnya
Ditambah pula perantauan yang membawa kebanggaan masing-masing
Pagi yang senyap, berubah menjadi riuh dengan segala ucap dan permintaan maaf
Dibalut kain sarung dan mukena putih, bersama sujud pada Sang Kuasa
Takbir berkali menyentakku dari lamunanRata Penuh

Lapangan dipenuhi orang yang hendak menunaikan salat idul fitri
Bersama orang tuanya, adiknya, kakaknya, bahkan kakek neneknya
Suara khotib yang memberikan ceramah seolah tak banyak dihiraukan
Ketika masing-masing bergumul dengan pikirnya
Atau ribut menenangkan putri kecilnya
Tetap dengan fitri yang rupawan
Ketika dua buah pintu keluar masuk digunakan secara bersamaan
Bapak-bapak tak mau mengalah dengan ibu-ibu
Pun sebaliknya

Tetap dengan fitri yang rupawan
Mudik, hari keluarga, dan ketupat
Menjadi tema-tema rutin menemaninya


Tetap dengan fitri yang rupawan
Semoga dengan ke-rupawan-an-nya tidak menjadikan kita lalai dengan apa yang telah diusahakan selama satu bulan penuh
Semoga apa yang kita jumpai pada fitri yang rupawan tidak “mengalihkan” kita pada tantangan seusai ramadhan

Taqobbalallaahu minnaa wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum wa ja'alnallaahu minal 'aaidin wal faaizin
[Semoga] Allah menerima [Ibadah] dari kami dan kalian, puasa kami dan puasa kalian, dan [semoga] Allah menjadikan kita sebagian dari orang-orang yang fitroh dan orang-orang yang menang
Maaf untuk semua hal yang sengaja maupun tidak sengaja saya lakukan
Semoga fitri nan rupawan menambah keimanan kita pada Allah SWT

[imm]

Comments