Yes! I’m proud to be muslimah!(2)

Saat berniat untuk sign in email di salah satu search engine yang tersohor ada salah satu berita yang menjadi salah satu topik hari ini. Dan berita tersebut mengenai “wanita cantik di dunia”, tak lain berita mengenai salah satu ajang “bergengsi” menurut khalayak ramai. Ajang kecantikan bagi seluruh wanita yang ada di dunia, sebagai pembuktian siapa wanita paling cantik dengan kriteria 3B (Brain, Beauty, Behaviour). Bukan hal yang mudah kelihatannya, karena dari ratusan dan bahkan mungkin ribuan pendaftar yang ada di dunia akan dipilih satu wanita “tercantik” menurut dewan juri.

Kontroversi? Tentulah ada, apalagi bagi Indonesia yang beberapa tahun belakang mulai diizinkan kembali untuk mengirimkan wakilnya ke ajang tersebut. Apalagi kalau bukan masalah busana? Ya, busana yang dikenakan di salah satu sesi. Bisa dibilang “tidak biasa” bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Untuk seorang muslimah, seharusnya bisa memilih busana terbaiknya. Bukan yang harganya paling mahal ataupun modelnya paling up to date. Namun, busana yang tidak hanya menjaga dirinya sendiri tetapi juga menjaga pandangan orang lain.

Allah telah mengaturnya dalam surat An-Nur: 31

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”

Dan juga pada surat Al Ahzab:59

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Wanita tercantik di dunia, adakah yang setegar Asiyah istri Fir’aun? sesabar Hajar istri ibrahim? Seikhlas khansa ibu para mujahid? Seteguh khadijah? Atau secerdas aisyah? Wanita-wanita yang senantiasa “hidup” meskipun telah lama meninggalkan kita. Kecantikan yang tak lekang oleh bergantinya zaman. Masihkah kita mengejar atau menginginkan menjadi “wanita tercantik”? Bukan hanya fisik, namun juga ruhiyah dan akal sesuai tuntunan syariat. Mari belajar menjadi sosok muslimah dengan meneladani istri dan shahabiyah nabi. Sehingga kita tidak ragu lagi untuk kembali berkata,”Yes! I’m proud to be muslimah!”

















Comments