Tangga

Saya hanya bisa tersenyum, mendengar sahabat-sahabat saya mulai memiliki rencananya masing-masing di tahun ke empat ini. Ada yang bersemangat dengan beasiswanya, ada yang mulai meniti karir, ada yang mempunyai impian besar yang tak dimiliki orang lain, dan lain-lain. Begitu pula dengan kakak-kakak yang sudah memulai kehidupan barunya sebagai mantan mahasiswa, melanjutkan ke laboratorium kehidupan lainnya, pekerjaan.

Merencanakan, ya sudah saatnya memang, menata dan merancang apa yang akan saya lakukan selepas mahasiswa. Karena tanpa saya sadari hari telah berganti bulan, bulan akan segera berganti menjadi tahun. Sampai dosen pembimbing TA menanyakan kabar TA yang tak kunjung juga menemui titik penyelesaian. Begitu cepatkah waktu berlalu? Semester tujuh, tiga tahun lalu terasa masih sangat jauh, namun kini tinggal menghitung menggunakan jari sebelum sidang tugas akhir menanti. Sebuah pencapaian bagi seorang mahasiswa.

Suatu ketika, ada yang tengah bercerita mengenai amanah apa saja yang harus “diemban” dipundaknya, terlihat melelahkan memang, namun dengan semangatnya beliau bisa berkata bahwa pasti bisa melaluinya. Penuh kejutan, mungkin frase itu yang cukup mengungkap hal-hal yang dialami beliau akhir-akhir ini. Bagi saya juga. Namun itulah rencana sutradara terhebat, manajer proyek super handal, Allah.

“Kehidupan memang memberikan beragam “kejutan”, untuk setiap manusia yang menjalaninya. Beberapa “kejutan” kadangkala tidak berupa sukacita, melainkan sedih dan duka yang cukup dalam. Namun, selalu ada hikmah yang dapat diambil dari setiap peristiwa yang ada. Terlebih ketika kita yakin bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.” (Tarbawi 252)

Menuju akhir suatu fase, bukan berarti berakhir begitu saja. Tapi bagaimana kita bersiap untuk manapak pada “tangga” berikutnya. Mengambil pelajaran dan hikmah sebanyak-banyaknya dari kejadian yang telah lalu sebagai pembelajaran.

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran(ibrah) bagi orang-orang yang memfungsikan akal mereka. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf:111)

Kawan, sebentar lagi mungkin kondisi sudah tidak sama dengan sekarang. Mungkin akan sangat berbeda. Masihkah kita ingat impian kita untuk enam bulan kedepan? Masihkah impian itu bisa diwujudkan bersama-sama? Berharap impian-impian yang cukup lama kita bincangkan beberapa waktu lalu tidak berlalu seiring dengan impian-impian kita yang lain. impian yang seharusnya menjadi sebuah keniscayaan yang akan kita dapat dengan kerja keras dan doa. Selamat merencanakan, selamat membangun impian! [imm]



Comments

Unknown said…
Kamu ntar ga pengen cari beasiswa keluar juga tha ..???
Immash said…
belum dalam waktu dekat ini jo, insyaAllah beberapa tahun lagi.
Anonymous said…
keren immon :)
bloglink ya mon..
http://athpoenya.wordpress.com/
Immash said…
Hafiz to? sip, udah tak link. lanjutkan menulis!
Rafika Hasna said…
iya ya..6 bulan lagi. Smangat teman-teman!:)
Immash said…
iya pikkk!
pulau impian kita piye ya?hehe