Resensi Positive Parenting



“Persiapan menjadi seorang ibu dilakukan ketika seorang bayi perempuan masih dikandungan”, (maksudnya adalah, wanita yang mengandung mempersiapkan anak yang dikandungnya menjadi ibu )begitulah kata seorang pembicara di sebuah seminar muslimah yang diadakan beberapa waktu lalu. Perkataan yang cukup menohok bagi beberapa orang yang ada di ruangan tersebut, termasuk saya. Karena tak pelak, bayangan persiapan menjadi orang tua pastilah ketika mendekati hari kelahiran. Bukan saat ini. Tetapi karena mulai sering bersentuhan dengan kehidupan anak-anak, mau tak mau saya harus belajar mengenai anak-anak maupun menjadi orang tua.

Buku Positive Parenting karya Mohammad Fauzil Adhim menjadi salah satu pilihan saya untuk mengetahui tentang anak-anak. Buku setebal 280 halaman ini mengisahkan tentang seluk beluk pendidikan terhadap anak. Dibagi dalam dua bab besar, dasar-dasar positive parenting dan perwujudan positive parenting. Penulis mampu menjelaskan melalui kata dan gambaran yang mudah dipahami oleh pembaca.

Banyak ilmu yang akan didapatkan dari buku ini, tak jarang ketika membacanya, saya teringat kondisi beberapa anak-anak yang saya kenal dan cara saya mengisi waktu bersama mereka. Hal-hal yang kita anggap sederhana bisa saja tidak sederhana bagi mereka. Seperti memuji, “wah, cantiknya pake jilbab” dimana maksud kita adalah agar anak tersebut berlatih menutup aurat, ternyata bisa menimbulkan perasaan bahwa dia mengenakan jilbab karena ingin terlihat cantik, bukan karena Allah. Dan tentunya, jika kita tidak menjelaskan lebih lanjut, sang anak akan terus menganggap hal tersebut benar, berarti ibadahnya bukan lagi karena Allah tetapi karena ingin cantik.

Hmm..masih banyak hal yang akan ditemukan dalam buku ini, seperti televisi yang menjadi first God, pengalaman membaca, dll. buku yang cocok dibaca siapa saja yang berencana menjadi orang tua! (kalau bisa yang masih lama malah, jadi persiapannya lebih mantap!). mengutip kalimat mohammad Fauzil Adhim, “Mereka inilah anak-anak yang hidup jiwanya, Bukan Cuma sekedar cerdas otaknya. Mereka inilah anak-anak yang kuat imannya, kuat ibadahnya, kuat ilmunya, kuat himmahnya, kuat ikhtiarnya, kuat pula sujudnya. Dan itu semua tak akan pernah terwujud jika kita tidak mempersiapkannya hari ini!” [imm]


*resensi lama yang baru sempat diupload

Comments

Lina Pertiwi said…
pinjaaaaaaaaaam ukh, :)
Immash said…
ane aja pinjem ukh, di pak adit. ikut medco aja, bisa sekalian pinjem. ^^
April Fatmasari said…
Searching terus nemu link ini 😊