Membaca itu....Kebutuhan



Hobi anda membaca? Sepertinya perlu dipikirkan lagi..

Seperti yang akan saya lakukan, yaitu mengganti hobi. Kalau-kalu ada yang tanya atau memaksa saya untuk mengisi biodata. Karena, ternyata membaca itu kebutuhan sodara-sodara. Sama kayak makan, tidur, mandi, dll.

Jadi teringat buku pertama yang saya beli dengan uang hasil ngumpulin dari “sangu-sangu” lebaran. Buku tipis dan cukup kecil namun akan selalu saya ingat meski sekarang saya sudah lupa dimana dia berada. Lupus Kecil : Duit Lebaran. Setelah itu, mulailah saya menjadi penggemar setia Hilman dan Boim. Dari lupus kecil, lupus abg, Lulu, serial keluarga hantu, dll. Bahasanya sangat ringan untuk anak usia SD. Hehe. Ya, pertama saya mulai membeli buku dengan uang tabungan adalah saat sekolah dasar, kelas satu mungkin. Tapi ya gitu bacaannya, kalo nggak lupus ya komik doraemon.

Goosebumps (masih ada yang ingat ada serial Goosebumps?), Harry Potter (Akhirnya menamatkan yang ke tujuh saat SMA),dll. Termasuk komikers juga, yang berkesan tentu komik misteri dan detektif. Monster dan 20th Century Boys karya urasawa Naoki menemani hari-hari SMA sampai harus rela ngantri atau pinjem ke temen buat baca lanjutannya. Meski dikemudian hari saya menyadari beberapa kemiripan cerita ini dengan “sesuatu” yang belum saya teliti lagi. Sedangkan Detektif Conan, Dan Detective School, Slam Dunk, Miiko, dan beberapa komik lainnya sempat juga mempengaruhi kehidupan sekolah saya. hehe. Slam Dunk misalnya, karena dulu sempat ekskul basket, jadi bisa tau istilah-istilah basket dari komik ini. Meski komik ini kebanyakan diisi gambar dan sedikit kata-kata berbeda dengan komik detektif yang biasanya banyak tulisan dan perlu waktu untuk mencerna.

Setelah diinget-inget kok ya bacaan saya fiksi semua ya?

Ya, hanya beberapa buku nonfiksi yang saya baca saat masih sekolah. Seperti buku “Menjadi Muslimah Paling Bahagia” karya Dr. Aidh Al Qarni, “Agar disayang Anak”, dan beberapa buku lainnya. Beralih ke bangku kuliah, mulai meninggalkan buku fiksi menjadi buku nonfiksi. Sebelum novel “Kemi”, mungkin novel terakhir yang saya baca adalah “A Thousands Splendid Suns” nya Khalled Hosaini, itu juga mungkin sekitar semester tiga atau empat.

Paul C. Burns, Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross dalam Teaching Reading in Today’s Elementary Schools berkata, “Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks. Tidak hanya proses membaca itu yang kompleks, tetapi setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan sangat kompleks. Ada delapan aspek yang bekerja saat kita membaca, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi.”

Kebiasaan membaca ini juga perlu ditanamkan dari kecil, setelah mencoba membuka lagi tentang buku yang pernah di bacakan oleh ibu saya adalah buku bergambar dengan tokoh utama bernama Tiur, seorang anak yang durhaka pada orangtuanya, selain itu ada kisah tentang kehidupan dua orang penghuni surga dan neraka. Ternyata, “Membacakan buku kepada anak dengan suara dikeraskan (reading aloud), selain bermanfaat sebagai rangsangan komunikasi yang baik, juga mendorong anak untuk menyukai membaca. Pada saat yang sama, kemampuan dan kapasitas otak anak berkembang dengan jauh lebih baik.”(Membuat Anak Gila Membaca-M.Fauzhil Adhim). Yang punya adek bisa juga calon orang tua, bisa nih jadi bekal untuk membuat anak-anak senang membaca.

Jadi teringat kata-kata Pak Zyed, pemilik toko buku Media Idaman, “Buku itu nikmat.” Ya, benar sekali, nikmat dengan segala hal yang bisa kita ketahui darinya. Jadi, jangan jadikan membaca itu sebagai sebuah kesenangan di waktu luang ya, tapi jadikan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari. Hutang buku semakin menumpuk, lanjutkan membaca! [imm]


Comments

Anonymous said…
iya bener banget, rehat gak baca sebentar rasanya udah ketinggalan informasi yang banyak. :)
ofa said…
waah...mbak immash dulu pernah ikut eskul basket?? kekeke...g nyangka ;p