"Pulau Impian"


[meskipun saya ketinggalan episode bromo, saya tetap senang melihat foto2 "aneh" nan ceria ini. Maap emon, foto ini sengaja dipilih karena tidak adanya dirimu juga. hehe]

Di suatu sore (sore ini sebenernya), menuju beli jajanan yang lama dirindu. Tahu petis alun-alun dan putu di pojok jalan bali. Melewati jalan yang dulu sering sekali dilewati saat masih sekolah. Tiba-tiba inget hal-hal absurd (absurd gak ya?) tentang mimpi-mimpi bersama teman se-geng (nama gaulnya dulu gitu, tapi sebenernya kami juga nggak pake nama-namaan..cuman sering bersama saja). Diantaranya :

1.PPulau impian

Pulau Bali? Bukan.. pasti kalian masih ingat, saat salah seorang guru kita (nggak usah disebut namanya ya..) mengambil tissue yang telah bergambar denah pulau impian. Padahal udah susah payah, Piko membanting jari-jarinya untuk menggambarkan apa yang ada di pikiran kita-masing-masing. Sebuah pulau mungil, yang kita pun tidak tau dimana letaknya tu pulau. Pokoknya, salah satu pulau tak berpenghuni di Indonesia. Kenapa ya dulu bisa ketahuan ibu guru tersayang? Kalau nggak salah karena kita ribut, apakah di sekeliling pulau mau dikasih kereta mini atau nggak, gitu nggak ya? Atau karena di sekeliling pulau mau dikasih burung? Entahlah..yang jelas dulu kita pernah menanam mimpi itu. Meski kertas denah pulau kita sudah diambil yang berwajib.

2.RRumah empat sisi

Mungkin ini mimpi rumah saya sendiri. hehe. Kenapa ya empat sisi? Karena sebetulnya saya pengen memadukan antara rumah jawa joglo sebagai tempat rapat atau pertemuan, rumah bergaya belanda karena saya suka jendela dan pintunya yang kokoh dan berukuran besar, rumah minimalis karena saya suka sederhana (kayak gini kok sederhana), dan porch Jepang. Untuk yang terakhir ini memang terinspirasi dari film dan komik Jepang, kan sering tu kalo sore-sore atau sedang santai pada ngumpul di sebuah teras kecil penghubung rumah dan taman. O ya, porch ini dilengkapi juga sama taman mini yang gemuk dengan rumput hijau. Soalnya saya pengen tidur telentang di rumput sambil memandang langit, entah dia sedang cerah ataupun berbintang. Syukur-syukur ada pesawat yang ngejatuhin duit. Hehe

Rafika dengan rumah pohonnya, chirana dengan rumah di tengah danaunya, rhea dengan rumah full house nya (di depan ada laut, di belakang ada gunung), chlement dengan rumah di swiss dan domba-dombanya....yang lainnya...maaaappp saya lupa.

3.PPerusahaan yang saling melengkapi

Sepertinya ini tertulisa di binder bersama kita, inget nggak? (dimana binder itu sekarang ya?). Ina sepertinya dulu pengen mendirikan toko buku, rafika toko buku atau sepatu, apa lagi ya? Yang saya inget hanya itu ternyata, dan saya bakery. Kenapa bakery? Karena saya senang melihat dan memakan benda-benda “unyu” macem roti, puding, es krim ,dan kawan-kawannya. Sampai kuliahpun sebenernya saya pengen medirikannya, lokasi di deket kampus. Karena analisisnya dulu belum ada toko roti disekitar kampus. Ternyata oh ternyata sekarang mulai banyak toko roti..... kandas sudah mau buka toko roti yang nyaingi “roti ngobrol” di deket kampus. Mungkin di tempat lain. J

Sudah seberapa jauh pohon mimpi yang kita tanam? Semoga dimanapun dan sedang beraktivitas apapun, kita tetap bisa menumbuhkan mimpi. Meski sudah ada yang berubah atau berbalik mungkin.

Senang bisa menanam mimpi bersama kalian! [imm]

Comments