Rindu



“mon, jarkom ya” sms kedua dari ummu 
“jarkom kemana?” tanya saya, karena sekarang harusnya bukan menjadi “hak akses” saya lagi untuk jarkom ke PH K2M, hehe.
 “peha” sms dari ummu Langsung saya forward aja ke yang berhak menjarkom, hoho.

Jarkom Kantin (Kajian Rutin) Masjid Manarul ‘Ilmi, sudah lama saya tidak ikut kantin rasanya. Atau memang baru aktif lagi setelah liburan panjang kemarin? Ya, saya merindukannya. Duduk bersama “pencari ilmu” yang lain. Kantin mungkin baru ada di kepungursan lalu, karena sebelumnya ada SMS (Sunday Morning Spirit) setiap ahad pagi jam 06.00. Hmm... sebuah tantangan bagi kaum mahasiswa untuk berangkat di pagi hari sambil mendengarkan ustadz menjelaskan kitab (dulu setiap pekan bahasan kitabnya beda-beda, ada halal haram, riyadus shalihin, dll). 

 Dan kembali lagi ke kantin kemarin, setelah membulatkan kemauan untuk datang, akhirnya dari seberang manarul saya melangkah menuju serambi selatan. Masih ramai dengan maba yang sibuk dengan buku angkatannya. Ternyata masa-masa itu sudah berlalu empat tahun yang lalu bagi saya. lengkap dengan atribut khas maba, baju hitam putih, pin, slayer atau apapun yang menandakan bahwa dia adalah seorang ‘maba’. Jabatan prestisius bagi semua mahasiswa baru ITS. Masa-masa yang absurd. Di sisi lain ternyata ada sekumpulan maba yang sedang screening mentoring. Ya, proses yang mengubah warna hidup saya. Mentoring. Terlihat wajah-wajah yang masih ‘fresh’ tanpa banyak hal yang terbebankan di pundaknya. Dan lagi-lagi harus mengakui, itu sudah pernah terjadi dalam hidup saya sekitar empat tahun lalu. Btw, awalnya saya mau cerita tentang kantin lho, kenapa jadi cerita maba? 

Setelah menunggu beberapa menit, ternyata tempat kantin belum juga dipersiapkan. Menitpun berganti menjadi belasan menit, masih belum juga berubah atau terlihat persiapan kantin. Mulai meragukan, jadi ada kantin nggak ya ini? Kebetulan ketemu PH JMMI yang sekarang, dan katanya ada kantin, tapi pematerinya berhalangan hadir. Okelah saya tunggu beberapa menit lagi. Dan akhirnya setelah “menggusur” lahan maba laki-laki yang sibuk mengerjakan buku angkatannya, kita bisa segera bertransmigrasi ke lahan kantin yang sudah disediakan. Diawali pembukaan standar kajian (ada SOP nya gitu kira-kira ya?), masuklah ke materinya, tentang At Thoriq Ilal Ma’rifatullah, hmm... pemateri membuka dengan mengenal Allah melalui tanda-tanda kebesarannya. Langsung mata ini tertuju pada beraneka rupa ‘hal’ menakjubkan yang ada di depan mata. Ya, manarul dengan pilar-pilar luar biasa, pohon dengan dengan warna dan keteduhannya, langit cerah dengan simpul terangnya, angin lembut yang menyejajari panasnya udara. Allah...sejenak saja, cukup sejenak untuk menyadari betapa keagunganMu begitu khidmat berpadu dalam harmoni mengagumkan. 

 Mengenal Allah, sebuah materi yang mengingatkan saya tentang awal ‘perjalanan cinta’ untukNya. Ilmu, muhasabah, syukur. Lagi, ya saya merindukannya lagi. Rindu datang di kajian-kajian, rindu bertemu kawan-kawan dengan paras berseri menyambut datangnya ilmu, rindu dengan rona bahagia setelah mendapat pencerahan di majelis ilmu, rindu dengan jabat tangan dan senyum tulus usai kajian, ya saya rindu.

Comments