Baiti Jannati



Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal.” (QS. An-Nahl : 80). Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, “Allah Ta’ala menyebutkan kesempurnaan nikmatNya atas hambaNya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat.” (Tafsir Ibnu Katsir, cet. Daarusy Sya’bi, 4/509)

Baiti Jannati.. Rumahku Surgaku. Subhanallah.. begitu tenang ketika mendengarnya. Bahwa rumah bisa dijadikan “surga” bagi penghuninya. Meskipun bukan “surga akhirat” yang dimaksud. Lebih pada pengertian bahwa rumah yang didalamnya bisa mendatangkan kenyamanan dan menentramkan. Sudahkah kita merasakannya di rumah kita?

 Meskipun saya belum memiliki rumah sendiri, namun dengan tinggalnya saya di “asrama” membuat saya harus merasa “memiliki” terhadap rumah yang saya tinggali. Karena tidak jarang, ketika rasa kepemilikan itu tidak ada, kita hanya menggunakan rumah sebagai tempat “numpang tidur”, bukan sebagai tempat di mana kita bisa menemukan ketentraman bersama anggota rumah yang lain. pembelajaran yang diberikan oleh Allah, sebelum saya memiliki rumah sendiri nanti, saya harus belajar ‘merawat’ rumah yang kami tinggali bersama. Bukan saya saja tentunya, tetapi penghuni asrama yang lebih senang saya sebut keluarga kecil di Surabaya. 

 Saat berangkat tadi pagi, rumah sudah sepi karena berangkat pagi semua. Tapi alhamdulillah rumah sudah bersih (sudah di sapu&dipel), dapur juga sudah bersih meski beberapa peralatan masak masih belum tertata di tempatnya, sampah yang menumpuk sudah dibuang dan diganti dengan plastik baru di tempat sampah, sudah ada masakan yang siap dimakan di lemari (karena kita sepakat, tidak akan membiarkan anggota keluarga kecil kita kelaparan. hehe), buku-buku dan toples makanan juga sudah ditata dengan baik. Ups..ada yang lupa, taneman di pojok rumah lupa belum disiram.

 Terima kasih adek-adek yang sudah senantiasa menjaga kedisiplinan untuk kebaikan bersama. Semoga dari rumah mungil itu lahir muslimah yang luar biasa yang bermanfaat bagi ummat. 

 Berikut beberapa hal mengenai aspek keimanan yang perlu kita tumbuhkan dalam rumah: 

 1. Jadikanlah Rumah sebagai Tempat Dzikrullah (Mengingat Allah). Rasulullah bersabda,“Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati.” (HR. Muslim 1/539) Allah selalu membersamai segala aktivitas kita. Jadi, selalu lakukan hal bermanfaat ketika di rumah. Kurangi hal-hal yang kurang bermanfaat dan bisa mengurangi produktivitas kita. Daripada bengong, dzikir ya... 

 2. Jadikan Rumahmu sebagai Kiblat. Maksudnya, menjadikan rumah sebagai tempat beribadah. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai kiblat dan dirikanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 87) Perbanyak ibadah, kalau yang wajib sudah dilaksanakan, jangan lupa untuk menambah yang sunah. 

3. Pendidikan Keimanan untuk Anggota Keluarga. Dari ‘Aisyah -radhiallahu’anha- ia berkata,“Suatu ketika Rasullah , mengerjakan shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan, “Bangunlah, dan dirikanlah shalat witir wahai Aisyah!” Allah mengasihi laki-laki yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya sehingga shalat, jika tidak mau ia memerciki wajahnya dengan air.” (HR. Muslim 6/23) Saling mengingatkan dalam keimanan kepada Allah. Kalau pintunya udah ‘diketok-ketok’ saat shalat malam ataupun wajib, segera bangun lho ya, jangan tidur lagi. Hehe. 

 Rumahku, surgaku. Semoga bisa saling menumbuhkan di ‘rumah tercinta’. [imm]

Comments

Wihdah ummah said…
wah,,ilmu baru mba :)