Tak kan Surut Walau Selangkah, Tak kan Henti Walau Sejenak


kita berhimpun dalam barisan
lantangkan suara hati nurani
agar negeri ini berkeadilan
Indonesia maju bukan hanya mimpi

Sebait penyemangat di siang hari, saat mata mulai ‘jenuh’ dengan tampilan angka, tabel, dkk. Mengenalnya salah satu hal yang luar biasa dalam kehidupan saya. Jujur, sebelumnya, bisa dibilang kehidupan saya berkutat pada hal-hal pribadi yang tidak berkesudahan. Jarang sekali ‘ikut memikirkan’ orang lain, bahkan rasanya memikirkan diri sendiri saja tidak selesai-selesai. Namun sejak mengenalnya, seperti terlontar dari sebuah lompatan waktu yang menuntut saya banyak merenung, betapa banyak waktu yang saya sia-siakan tanpa kontribusi apapun. Ya, pergerakan yang insyaAllah tidak akan surut walau selangkah dengan berbagai rupa yang ada dihadapnya. Karena satu kekuatan, Allah Ghayyatuna.

Sampai beberapa waktu lalu, salah seorang al ukh mengirim sms tentang betapa ‘sedihnya’ melihat seorang qiyadah yang kami sayangi bersama mendapat sebuah ujian yang mungkin bukan hanya bagi beliau, tetapi bagi jama’ah dakwah yang beliau pimpin. Dan yang bisa saya balas kala itu, “InsyaAllah beliau kuat ukh, kita juga harus kuat, karena Allah selalu tau beban setiap hambaNya. Semoga semakin menguatkan kita.”

Kemudian, seolah media ramai-ramai berbagai hal terkait hal tersebut. Apakah kita goyah? InsyaAllah tidak . Membuat saya teringat dengan salah satu artikel yang ditulis oleh salah seorang ibu-ibu ta’lim, berikut saya kutip tulisan beliau.


Ketika pertanyaan dilanjutkan, kalau berdakwah melalui PKS mengapa tidak pernah meminta kami mencoblos PKS?

Ustazah tersenyum lebar kemudian menjawab: "Memperjuangkan Islam itu perlu kesiapan mental. Sekarang, dalam majlis taklim ini kita sedang mempersiapkan diri. Mempersiapkan keislaman kita, baik pemahaman maupun amaliyahnya. Jika diri kita siap untuk berjuang maka titik itu merupakan awal perjalanan yang sangat panjang. Jika kita sudah melalui perjalanan itu maka kesulitan akan sering mendera kita. Jika kita siap, maka kita bisa memulai bahkan sekarang juga. Soal pilihan politik mau memilih PKS atau yang lain, itu merupakan hak sepenuhnya ibu-ibu. Seperti mau mengamalkan Islam secara sungguh-sungguh atau tidak. Atau seperti memilih suami. Tentu saja sebagai kader PKS saya sangat berharap ibu-ibu memilih PKS, tetapi hal itu perlu disampaikan secara hati-hati jangan sampai ibu-ibu merasa dipaksa atau sungkan. Memilih parpol harus dengan pengetahuan dan keyakinan. Karena setiap pilihan termasuk pilihan parpol ada konsekuensi pertanggungjawaban dihadapan Allah. Ibu-ibu bisa melakukan pilihan dengan suatu tindakan apa yang diambil jika punya pengetahuan yang cukup tentangnya."


Pertanyaan yang menurut saya paling panas dan mungkin menyinggung ustazah adalah tentang PKS kesruduk sapi. Bagaimana tanggapannya?

Masih dengan tersenyum dan dengan wajahnya yang ikhlas beliau memberi penjelasan dan mengulangi pernyataannya bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya. "Jangankan kesruduk sapi, seandainya diinjak gajah kami juga tetap tidak bergeser."

Subhanallah, sampai ibu-ibu mbrebes mili. Beliau meneruskan: "Ibu-ibu sekalian sudah mengenal saya sejak lama, soal ibu percaya kepada kami atau tidak bagi kami bukanlah masalah besar. Hanya harapan saya, ibu-ibu tetap istiqomah untuk belajar Islam dan mengamalkannya. Itu sudah sangat membahagiakan saya." (http://www.pkspiyungan.org/2013/02/pks-kesruduk-sapi.html)

Kembali mengenang pidato perdana Ust Anis Matta saat menerima amanah Presiden PKS, ada tiga hal yang harus kita lakukan menghadapi berbagai tantangan ini, diantaranya :
  1. Bergantung pada Allah, meminta pada Allah. Mendekatkan diri pada Allah.
  2. Meningkatkan kebersamaan atau ukhuwah diantara kita.
  3. Bekerja keras

Bukan sekedar banyak atau sedikitnya suara ataupun menang kalahnya kita dalam pentas politik tanah air, tapi seperti yang dituliskan Ust Hilmi Aminuddin:

Target akhir dakwah kita adalah nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk) dan li I’laai kalimatillah (meninggikan kalimah Allah), hatta laa takuuna fitnatun wayakuunaddiinu kulluhu li-Llah (supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah). Jangan lupakan target akhir ini......
............ karena ketika kita di masyarakat dituntut di sektor kesejahteraan, di sektor kebijakan, di sektor pendidikan, di sektor kesehatan; maka harus secara menyatu terpadu dengan nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk Islam), nayrul fikrah (menyebarkan gagasan Islam), wa nasyrul harakah (penyebaran gerakan dakwah). Agar mereka akhirnya bergerak bersama-sama li I’lai kalimatillah.
(http://www.hasanalbanna.com/jangan-lupakan-target-akhir-dakwah kita/?t=Jangan+Lupakan+Target+Akhir+Dakwah+Kita)

Comments