Solutif: Mari Bekerja!


Melalui bulan Mei tanpa posting apapun di blog itu rasanya sesuatu.. Hehe. Dulu sempet berkomitmen ke diri sendiri, paling tidak ada 4 posting-an dalam sebulan, jadi sepekan satu tulisan lah. Kadang-kadang overload sampai lebih dari 4 posting, kadang-kadang nggak ada sama sekali. Istiqomah, dimana kamu? (Di jogja kayaknya,#eits, bukan istiqomah yang sekarang sedang mencari sebongkah berlian di kota seberang lho. hehe).

oke, lanjut..... (kebanyakan ngiklan..)


"Sangat banyak persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Gerakan dakwah bersama para aktivisnya, harus selalu berusaha mencari dan menemukan berbagai alternatif penyelesaian persoalan kehidupan tersebut. Inilah pekerjaan yang sangat besar bagi gerakan dakwah. Masyarakat, bangsa dan negara memerlukan alternatif solusi bagi setiap persoalan klehidupan yang mereka hadapi.

Sering kita mendapati orang-orang yang mengkritik, mencela, dan mencaci maki suatu kondisi yang menyimpang dalam kehidupan, namun hanya berhenti pada kritikan, celaan dan caci maki saja. Tidak memberikan alternatif solusi. Maka tidak akan ada perubahan yang berarti jika tidak bisa menghadirkan solusi. Dakwah bukan hanya berhenti pada melarang, namun harus memberikan berbagai alternatif solusi.(Dakwah Harus Mampu Memberikan Alternatif-Cahyadi Takaryawan)"

Sip, sepakat, tidak hanya mengkritik tapi memberikan kontribusi nyata dengan kerja-kerja yang terencana dan bertujuan satu tentunya, untuk dakwah. Kadang merasa "geli" dengan status atau pembicaraan seseorang tentang aktivitas kesehariannya, "ngapain ya habis ini?" atau "paling ya nganggur, g ngerjain apa2" atau "pergia ke xxx" (tempat nongkrong, hangout, dll). Sedangkan yang setiap hari dipikirkan oleh aktivis dakwah, tidak jauh dari bagaimana meningkatkan pemahaman orang tentang keislaman, bagaimana memanajemen sebuah organisasi dengan baik sehingga mengajak orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut menjadi lebih baik, lebih mencintai Allah, mencintai rasul. 

Kadang juga merasa, pengen kayak mereka. Sampai kos atau sampai rumah langsung mengerjakan aktivitas pribadi yang nggak ada kaitannya sama "orang lain", tapi selalu saja ada yang menghalangi. hehe. Tiba-tiba inget "PR2" yang harus dikerjakan, harus sms siapa untuk memastikan apa, harus ngambil uang untuk bayar ini itu, dll. Kemarin saat makan dengan mbak N***, sempet nyadar, "Kenapa kita ngomongin ini ya?". Hehe.  Allah memang luar biasa menjaga hambaNya. 

Teringat salah satu artikel yang saya baca di blog tetangga, dan beberapa kalimatnya berhasil saya kutip:

“Semua yang dimiliki kader harus bisa dikontribusikan untuk dakwah dan jama’ah. Jika kita punya rumah, harus ada kontribusi rumah untuk kegiatan dakwah dan jama’ah. Jika punya mobil, harus ada kontribusinya untuk dakwah dan jama’ah. Jika punya motor, harus ada kontribusinya untuk dakwah dan jama’ah. Dengan cara itulah kegiatan dakwah akan terus berjalan dengan lancar dan berkesinambungan”, demikian tausiyah dari ustadz Subaryanto, dalam acara Forum Silaturahmi Kader Dakwah Banguntapan, Bantul, DIY, Senin 13 Februari 2012.

Lalu, masihkah kita ragu untuk mengisi waktu-waktu kita untuk perbaikan diri, orang tua, desa, kampus, bangsa, negara, dunia? Saya sangat jauh dibandingkan para ustadz dan ustadzah yang selalu dengan cepat dan tanggap melaksanakan panggilan dakwah. Tapi saya yakin, sebagai manusia kita punya kesempatan yang sama untuk meraih cintaNya kan? ayooookkkk fastabiqul khoirot!

Saya hanya menatap "iri" dengan orang2 yg dijelaskan pada tweetnya pak Teddi Prasetya @teddiprasetya

"Ada aktivis yang siang kerja, malam dagang, lalu bimbing pengajian hingga larut malam. Sanggup? Saya tidak.

Sekarang ini, berhijab itu mudah. Dulu, aktivis dakwah dagang karena tidak diterima kerja sebab berhijab.

Ada aktivis dakwah kerja keras agar jadi manajer. Apa sebab? Biar bisa atur jadwal rapat tidak bentrok waktu shalat.

Kemenangan dakwah bukan kala kader jadi menteri. Tapi kala masjid di kementerian ramai, karyawan kerja jujur.

Aktivis dakwah itu ibadahnya 'ngeri'. Karena kerja mereka berat. Penuh ujian. Sering pula hinaan. Perlu energi.
Fitnah bertubi-tubi itu ujian bagi aktivis dakwah. Berlatih tak bergantung pada sanjungan pujian makhluk."

So, MARI BEKERJA! :)


#edisi menyemangati diri
menuju Juli yang luar biasa





Comments

dea said…
Sudah lama nda buka blognya immash ^^ Tetep inspiratif. Subhanallah :D
Immash said…
jazakumullah khairon katsir kunjungannya. :)

blog e anti ki opo ukh saiki alamatnya? ko ndak bisa yg dulu itu.. ?