Cerbung #Episode Kampus Empat Lima


Tepat di depan saya ada gedung berlantai tujuh lengkap dengan sebuah lapangan yang tidak begitu lebar namun tidak begitu sempit. Di samping kirinya melingkar pilar dan atap yang menghubungkan antara bagian akademik dan gedung tersebut. Gedung yang sampai sekarang masih menjadi bangunan tertinggi di kampus ini, perpustakaan. Dan saya masih di tempat favorit, sebuah meja persegi panjang dengan kursi yang juga persegi panjang, di bawah pohon dan dikelilingi tanaman tepat menghadap ke perpustakaan.

Sebuah kampus yang bisa dibilang cukup luas, apalagi bagi orang yang baru menginjakkan kakinya di kampus ini. Sama seperti saya sekitar beberapa tahun lalu saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas, begitu melintasi jalanannya saya langsung ber-wow ria karena mengira kampus ini benar-benar luas. Apalagi dibandingkan dengan sekolah saya yang termasuk ‘imut’, tempat parkir saja sampai menyewa gedung lain yang saat gedung itu dipakai nikahan maka kami harus memarkir motor di luar. Ya sudahlah, kita sedang membahas kampus. Di pintu masuknya ada dua jalur, jalur masuk dan keluar. Di semua kampus ini memang sibuat dua jalur, jadi tidak memungkinkan para pengguna jalannya untuk saling ‘nubruk’. Ini juga yang sempet membuat saya bingung, ada jalan-jalan tertentu yang harus kita mengerti alurnya, jika tidak, bisa-bisa salah jalur.

Di pintu masuknya di sambut dengan pepohonan yang lumayan rindang, pas ditengahnya ada lapangan yang biasa digunakan untuk acara-acara kampus sampai tempat latihan bola. Memasuki lebih dalam lagi ada kompleks kantor kampus. Mulai dari rektorat, bagian akademik, bagian kemahasiswaan, pusat komputer, dan lain-lain. Di sini, pemandangan yang menjadi titik tengah adalah sebuah masjid, bahkan gedungnya yang segede itu benar-benar mengalahkan rektoratnya yang tepat ada di samping jalan. Seolah masjid tersebut menjadi empasis bagi orang yang baru menginjakkan kaki di kampus maupun yang telah lama di kampus.
Jika kita melajukan kendaraan lagi, akan kita temui gedung-gedung perkuliahan. Lebih jauh lagi, kita akan bertemu dengan gedung yang konon menjadi pusat penelitian. Ada beberapa laboratorium beberapa jurusan yang ada di gedung tersebut. Aulanya sering digunakan untuk agenda-agenda besar skala jurusan maupun kampus. Sebuah kampus yang konon mencetak sejarah bagi para engineer sekaligus santri. Sebuah kampus di sudut kota pahlawan, Institut Teknologi Empat Lima.

“Mbak Ratih...” seseorang ternyata sudah berada di sampingku saat lamunku mengelilingi kampus yang telah memberikan banyak pembelajaran kurang lebih selama tiga tahun ini.
“Eh, iya dek, darimana?”pertanyaan standar bagi orang yang sudah menunggu beberapa saat di tempat yang dijanjikan.
“maaf mbak, saya dari jurusan tadi, masih ada koordinasi di LDJ*” jawabnya terlihat sungguh-sungguh
“Oh, lagi membahas apa ni?”tanyaku tanpa mencoba terlihat menginterogasi
“Itu mbak, mau ada persiapan acara jurusan yang bekerja sama dengan himpunan*”
”Barakallah, yang lain mana ya dek?”tanyaku sambil melayangkan pandangan di sekeliling kami.
“Oh, ini mba, fury masih di kos, tadi sempet ada masalah di kosnya, hani katanya udah jalan ke sini waktu terakhir saya sms, laila ada deadline liputan, jadi belum tau bisa ke sini atau tidak, sukma izin mbak, katanya harus pulang mendadak.” Terangnya panjang lebar tentang absensi ‘kelompok kecil’ kami.
“O, ya sudah, tak coba sms mereka lagi deh... ” lanjutku sambil mengetik beberapa kata-kata pada menu create message.
“Sambil menunggu, yuk dek halimah setorah hafalan ya..” kataku sambil menatap wajah oval yang telah kukenal selama kurang lebih setahun ini.
“o, bentar mbak ya, saya cek dulu” ujarnya sambil membuka al-qur’an yang selalu terbawa di tas berwarna coklat tua itu.


Kegiatan selasa sore, sudah hampir satu semester kami menggunakan hari selasa sore sebagai default pertemuan yang menyenangkan. Kelompok sharing, sebagai kelanjutan asistensi agama Islam di tahun pertama menjadi mahasiswa di kampus empat lima ini. Dan dari sana pulalah saya menemukan banyak hal baru yang belum saya pahami sebelumnya, terutama tentang Islam. 

Comments