Smandriy Menginspirasi

Alhamdulillah, setelah beberapa bulan lalu berencana untuk melihat secara langsung serunya GGS (Go Green Smandriy) di SMA 1 Driyorejo Gresik, hari ini saya dan beberapa relawan muda DD Jatim berkesempatan ke sana. Dan benar saja, mereka -GGS- inspiratif!

Ketika sampai di sekolahnya, kami tidak menyangka akan disambut langsung oleh Pak Hadi, pembina GGS,dan Nona,Ketua GGS. Dan ternyata, ada banyak anggota GGS yang telah menunggu lengkap dengan seragam sekolah. FYI, saya dateng hari ahad dan waktu libur semester, jadi cukup membanggakan bagi kami dengan sambutan awal yang luar biasa.

Dan kamipun bergerak ke salah satu ruang yang ternyata sudah lengkap dengan proyektor,  laptop, meja  kursi yang tertatavdan tidak ketinggalan kue-kue yang siap di piring. Diawali dengan pemutaran video profil GGS yang sempat mengantarkan mereka menjuarai Social Project Competition oleh School Social Responsibility Beastudi Indonesia Dompet Dhuafa. Cukup provokatif untuk membuat kami ingin segera mengenal GGS dengan lebih detail dan nyata tentunya.

Setelah pemutaran video, Pak Hadi menyampaikan kondisi GGS sekarang, beberapa aktivitas GGS, koordinasi antara guru dan murid dalam membangun GGS di sekolah, dll. Terlihat adanya dukungan positif dari guru, dan adanya kemauan keras dari siswa untuk mewujudkan konsep yang telah diajukan. Sampai muncul istilah “Genter” dari Pak hadi, Gendeng Terarah, begitulah beliau membahasakan siswa-siswanya yang memiliki kemauan yang keras terhadap keberlangsungan GGS di sekolah.

Video Profil GGS


Pak Hadi 
Cukup dengan video? Pasti tidak, mari membahas piring yang berisi kue di tiap meja. Ada berbagai jenis kue, ada kue lumpur, pastel, martabak manis, puding, dkk. Apa yang membuat kue-kue tersebut saya bahas di sini? Karena kue-kue tersebut dibuat sendiri oleh siswa SMANDRIY spesial untuk acara ini plus ada bahan khas yang tidak kita temui di kue-kue yang sama, yaitu susu jagung. Ternyata mereka mencampur susu jagung atau sari jagung ke dalam semua kue tersebut. Karena jagung juga merupakan hasil tani yang cukup banyak di Driyorejo, mereka 'menyulap' fungsi jagung menjadi lebih dari sekedar jagung. :)

Kue yang bahannya dari sari jagung

Minuman rosella, minuman kunyit asam


Masalah makanan masih berlanjut, kita juga disuguhi beberapa jenis minuman yang lagi-lagi dibuat oleh siswa SMANDRIY, minuman rosella, kunyit asam, dan susu jagung.  Mereka mendapat bahan-bahannya dari tanaman toga di kebun sekolah sendiri, untuk rosella dan kunyit asam. Rasanyapun tidak sembarangan, alias terjamin nggak asal-asalan bikinnya. Setelah cukup dengan incip-incip kue dan minuman, dengan semangat 45 kami ingin segera berkeliling ke sekolah. Tapi ternyata belum waktunya meninggalkan ruangan, kamipun menunggu akan ada apa lagi dari teman-teman yang bersahabat ini.

Selanjutnya, fashion show sampah. Alias menampilkan baju-baju yang dipakai berasal dari bahan bekas plastik yang sudah tidak digunakan. Dan terlihat lagi kesungguhan teman-teman dalam mempersiapkan acara ini, tidak cukup dengan menampilkan bajunya saja, tapi sekaligus ada tiga model yang memperagakan. Cukup menarik, sampai-sampai ada yang pengen bikin baju seperti yang dikenakan salah satu model.

Salah satu baju dari tas kresek
Akhirnya sesi jalan-jalanpun tiba, kami dipandu dua guide dari SMANDRIY, Wahyu dan Linda mengelilingi sekolah dengan berbagai macam hal yang banyak memberikan manfaat. Tujuan pertama adalah kebun tanaman toga dilanjutkan ke ruang pameran yang ternyata menjadi  sarana  pemasaran bagi hasil karya siswa yang dihargai sesuai dengan jenis barang. Setelah dari ruang pemasaran, kami diantar ke greenhouse yang berfungsi sebagai tempat tanaman-tanama khusus. Mulai dari bibit, pemulihan tanaman yang 'sakit' serta jenis tanaman lain yang memang harus berada di dalam greenhouse.
Kebun toga I

Ruang pameran



Greenhouse

Masih di Greenhouse


Di sekolah ini ternyata juga memperhatikan bekas air dari kamar mandi dan tempat wudhu, ada tiga kolam penampung air dengan fungsi masing-masing. Lanjut ke rumah kompos yang terletak di halaman depan sekolah, ada beberapa produk yang ditunjukkan, seperti kompos serta cara pembuatan kompos, pupuk cair yang berasal dari kotoran sapi, dan penyemprot hama alami. Kemudian kami kembali ke sudut lain sekolah, di sana ada empat tempat sekaligus yang kami singgahi, kebun toga, rumah jamur, tempat membuat benda-benda daur ulang, dan perlink (perpustakaan lingkungan). Dan, berakhirlah perjalanan kami keliling sekolah dengan berbagai macam ornamen yang sangat diperhatikan fungsinya.

Kolam penampungan air

Uji PH air

Rumah kompos

Kebun Toga II

Rumah jamur



Perpustakaan lingkungan

Komik lingkungan


Beberapa hal yang saya temui selama berkeliling:
1.  Tempat pembuatan kompos skala kecil di beberapa titik, sisa-sisa tanaman yang dipotong maupun daun-daun jatuh yang bisa langsung dimasukkan ke wadah semacam tempat sampah.
\
2.    Tempat cuci tangan hampir di depan setiap ruangan dengan desain yang cukup membuat orang berhenti untuk mencuci tangan, karena unik.
3. Sebuah poster besar  berisi pengingat tanggal-tanggal penting selama setahun yang berhubungan dengan lingkungan
4. Di sebelah poster tersebut tertulis beberapa testimoni dari alumni yang aktif di GGS
Rak sepatu dan tempat wudhu di depan setiap ruangan. Tempat sepatu memang sengaja disediakan karena siswa dihimbau untuk melepas sepatu dalam kelas, sedangkan tempat wudhu di setiap ruang digunakan untuk tempat berwudhu siswa karena setiap dzuhur siswa berjama'ah di kelas masing-masing.

Yang sangat berkesan adalah persiapan acara yang terkesan tertata, tidak sekedar ada. Teman-teman SMANDRIY yang supel dan komunikastif, karena di setiap tempat yang kita kunjungi dalam sekolah ini selalu ada 'penerima tamu' yang dengan riangnya akan menyambut kami dengan kata-kata, 'Selamat datang di...' kemudian mereka akan bercerita tentang tempat tersebut disertai dengan pancaran keikhlasan dalam setiap penjelasannya, itu yang membuat saya sangat terkesan. Memang cocok jika suatu ketika sekolah ini mau dijadikan 'sekolah wisata'-istilah Pak Hadi-, karena lahan yang luas, lingkungan yang terawat, siswa yang kreatif dan komunikatif, tak lupa guru yang membina dan mendukung aktivitas tersebut. 


Semoga sehari ini menginspirasi adek-adek relawan muda untuk 'berbuat lebih' terhadap kondisi sekitar. Karena ketika saya melihat sinar mata adek-adek SMA, yang terbayang adalah Indonesia beberapa tahun ke depan, merekalah calon negarawan yang sudah terlatih dari sekarang untuk berpikir tentang hal lain selain diri sendiri, karena mereka berbuat lebih dari yang diperbuat orang lain yang mungkin seusianya. Relawan muda, Indonesia menanti kontribusi!


Comments

Wina Zhonniwa said…
Uwaa.. Sudah di posting disini semua fotonya. Mudah2an kapan2 bisa ngajak SGG main ke smandry buat sharing sama GGS :))

Harus bisa bikin biopes, sama pupuk kompos sendiri biar rumahku juga hijau. Mbok-mbok, mohon bantuannya ya.. (^^)9
Unknown said…
Wihh seorang blogger juga ?? hahaha :D