Edisi ke Barat.. #eh


Diawali dengan kepergian mbak el untuk mengabdi ke pondok tercinta di ponorogo, maka kami kehilangan kesepuluhan yang lagi seseruan pasca amanah. #lho.

 Dilanjutkan dengan neng uni nani yang juga mengabdi ke pondok tercinta di sumatera barat. Sempet melambaikan tangan terakhir di juanda usai subuh di bandara bareng jeng isti dan jeng dian.

Akhirnya teman makan dan mengobrol juga harus melanglang buana ke barat. Setelah melalui serangkaian tes, akhirnya dianya terbang ke jogja dan jakarta. Bolak-balik gitu kayaknya. Bubye makan malem bareng jeng isti. 

Dan berlanjut ke adek paling kecil dan unyu, ummu yang sekarang dipanggil nisa #tsah. Setelah obrolan rantau satu muara nya ahmad fuadi, ternayat ummu menemukan salah satu riak yang entah nanti bakalan jadi muara atau nggak. Yosh, impian saya juga SGI. 

Adek dian juga bakalan menyusul ke barat ni kayaknye. Beberapa waktu lagi dia akan menetap beberapa tahun di kawasan institut yang pernah melambaikan tangan juga ke saya, institut berlambang gajah ganesha. Semangat menuju barat teh..

Adek yang lainnya lagi, ainun sedang menunggu dan telah berjuang untuk ke barat juga. Oii..barat lagi. Semoga masih sabar menanti nun.. semoga cita-cita membangun daerah tetap diusung kelak. 

Duo adek fast track yang super ini sudah pada selesai thesisnya, luar biasa bu dea dan nuris ini. Jadi pada ke barat yang jauh gak ni? Pasti merindukan kesangaran kalian nanti. Udah kelar kan revisinya?

 Bu bos OVJ yang selalu dinanti, jeng linaaaaa.... jangan meninggalkanku sendiri #maksa. Hehe. Kan udah banyak bekel di surabaya, jadi di sini aja lin ya, ok? Hehe. Nggak2, semoga lina menemukan riak atau muara yang mengantarkan ke-optimalan peran anti kelak. 

 Dan saya, alhamdulillah masih diberi kesempatan menghirup udara perjuangan di surabaya. Teringat cita-cita waktu kecil jadi astronom, jadi akuntan, jadi arsitek, jadi apa lagi ya.. trus cita-cita waktu udah gedean, jadi wartawan, jadi fotografer/kameramen, jadi analyst sistem informasi, jadi dokumentator, melanglang buana ikutan IM atau SGI... semuanya pernah nyempil di kepala.

 Dan saya masih di sini dengan jutaan pertimbangan, dengan segala harapan, dan alasan2 lain. Pernah menulis kalimat yang didapet dari mendengarkan penjelasan orang lain juga. Bahwa, “Saya berada di sini bukan karena tidak ada pilihan lagi, tapi karena saya memilih untuk di sini.” Pada akhirnya, sampai detik ini saya (lebih tepatnya Allah) memilihkan untuk tetap berada di sini. Kadang masih di ITS, kadang di nginden, kadang di ngagel, dan masih menetap di Keputih, pengen rasanya nambah rute ke daerah jl. Sumatera, belajar lagi. 

Sempat mengatakan kalimat ini untuk mereka yang telah berkelana...” apapun, dimanapun, bagaimanapun semoga bisa menjadi sejernih melati, seelok senja, ataupun selaksa aurora yang menakjubkan”. Yup, semoga selalu istiqomah untuk berkontribusi dan saling mengingatkan. Tolong sering diingetin ya jeng, ane banyak khilafnya.. :3 

#Merindukan internalan di serambi selatan, syuro komunal di BU dalam, atau mabit dengan cerita yang unyu-unyu tapi penuh makna. Ah, sudahlah bisa-bisa saya menghabiskan uang tabungan saya untuk pergi jalan-jalan ke tempat kalian nanti berada jika saya kangen. Kerja, Karya, Manfaat.

Comments

Unknown said…
Inspired.. keep istiqomah