Mengupayakan Mimpi, Maka Semesta Mendukung



Sebenarnya tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, tapi yang biasanya terjadi adalah upaya kita yang belum maksimal. (Monday Morning Motivation Ijoe Ijoe Creative-Pak Wahyu Novyan)

Ketika kita memiliki mimpi dan kita tidak putus asa jika terjadi hal-hal yang kurang sesuai di tengah jalan, ditambah dengan keinginan kuat untuk terus mengejar mimpi itu, insyaAllah semesta akan mendukung.  (Monday Morning Motivation Ijoe Ijoe Creative-Pak Ivan Yudhistira)

Dua hikmah yang bisa diambil pagi ini, yang satu tentang kisah katak yang terbiasa tinggal di kotak korek api dan yang satunya lagi tentang kisah arif di film Semesta Mendukung. Berbicara lagi-lagi tentang mimpi. Tentang apa yang ingin kita capai, bukan hanya kita angan-angankan. Intinya, tidak ada pilihan lain bekerja keras atau bekerja lebih keras lagi, kapan lalu saya sempat merangkai kalimat tersebut.

Berbicara aktivitas yang memang seharusnya tidak pernah berhenti dan harus dikerjakan dengan bekerja keras, saya akan bercerita sekilas tentang kegiatan harian pasca dari Etos dan BTSI ITS. Cukup merubah beberapa pola, pastilah. Karena di saat yang bersamaan saya resign dari pusat data BTSI ITS dan pendamping ETOS. Yang biasanya membina 6 orang di asrama dengan aktivitas pekanan atau insidentalnya, sekarang berganti dengan mendampingi kost qur’an dengan 14 penghuni lainnya. Dan pekerjaan saya yang biasanya 8 jam duduk di depan laptop sedikit berwarna dengan wara-wirinya saya dari satu kantor ke kantor lain. Tapi satu kantor akhirnya harus saya lepas, proyek di BTSI, karena pada saat yang sama saya harus bisa membagi diri ke tiga kantor lainnya. Kalau lagi loadnya nggak sama-sama tinggi mungkin masih bisa disambi, tapi ternyata ada hal lain di yayasan yang harus diprioritaskan dengan deadline yang sama. Jadilah saya resign untuk yang kedua kalinya dari tempat tersebut.

Pagi-sampai siang biasanya bikin-bikin surat, kadang telpon ke puluhan perusahaan, kadang ngecek-ngecek internet marketing, kadang-kadang ke kantor pajak, dll. Siang lebih monoton sih, hehe. Tapi yang dipikirin dinamis. Sorenya diminta jemput ilma di SDIT, putri salah seorang ummahat. Disana biasanya refreshing dari depan laptop, ngeliat anak-anak SD yang penuh keceriaan, yang putri dari kecil sudah menutup aurat, samar-samar muroja’ah dari musholla. Nah, satu lagi untuk ‘kantor’ yang lain. Bertemu dengan orang-orang baru, mengelola orang-orang luar biasa, kadang jalan ke luar kota, ngobrol dengan orang dari berbagai latar belakang. Huaaa.. i love it.

Masihkah saya memimpikan kuliah di bidang media di negeri kanguru sana? Masihkah saya memimpikan sepeda kuning untuk mengantar jemput anak TK? Masihkah saya memimpikan bisa berkeliling Indonesia untuk bertemu dengan orang-orang baru, mendengarkan segala cerita mereka, berbagai apa yang bisa saya sampaikan dengan mereka? Masihkah saya memimpikan tinggal di sebuah tempat dan bisa membangun sebuah lingkungan madani suatu saat? Masihkah saya memimpikan untuk bisa memiliki perusahaan media dengan ideologi Islam dan mampu mengalahkan media mainstream saat ini? Dan masihkah lainnya yang patut ditanyakan lagi...


Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, upaya kita yang perlu dimaksimalkan, maka semesta akan mendukung. :)

Comments