Kota Tua Riwayatmu Kini...


Edisi lagi nggak pengen nulis panjang-panjang, tapi tetep mau disimak. #Eh. Jadi di bawah ini ada beberapa dokumentasi waktu di kota tua Jakarta. Pas banget saya kesana lagi rame-ramenya karena liburan sekolah. Jadilah kayak pasar tua, bukan lagi kota tua yang konon cantik (difoto). Sekalian masukan untuk semua pihak sih, jadi supaya kota tua tetap terjaga mungkin bisa diadakan kesepakatan antara pemerintah, pedagang, pengunjung, dan elemen-elemen lain yang berkepentingan. Supaya semua saling menjaga kebersihan, kerapian, ketertiban, dll kota tua. Karena beneran sedih banget liatnya. T.T



Museum Fatahillah sedang direnovasi, padahal tujuan utama tu. Gara-gara baca Jacatra Secret nya Rizky Ridyaswara. Tapi moga-moga dengan direnovnya museum kedepannya bisa lebih indah lagi. 




Di kawasan kota tua ada beberapa karakter yang dikomersilkan. Seperti gambar di atas. Jadi patung-patung tersebut sebenernya orang yang kreatif dalam mencari penghasilan. Tapi lucunya ada karakter yang sepi peminat, dan karakter itu justru asli dari betawi, si pitung. 


Ketemu lagi sama sepeda-sepeda cantik, bedanya kalo yang ini sepedanya bener-bener sepeda kuno yang dicat baru. Lucunya tiap sepeda ada topi yang sesuai sama warna cat sepedanya. Dan kami memutuskan untuk jalan pake sepeda, karena kalo jalan kaki rada jauh juga penelusurannya. 


Kita menggunakan jasa tour wisata kota tua, bayarnya 50rb per orang. Fasilitas sepeda dan guide. Sayang beberapa museum pada tutup di hari tersebut karena tanggal merah. 


Tujuan pertama di toko merah. Konon kabarnya toko merah adalah tempat pembunuhan etnis cina besar-besaran oleh penjajah. Toko merah dulunya berfungsi sebagai tempat transaksi jual beli rempah-rempah. 


Foto di atas merupakan foto jembatan yang tertinggal atau jembatan kota intan. Dahulu jembatan ini bisa dibuka sebagai sarana kapal lewat di sungai yang mencapai kedalaman 30 meter saat zaman penjajahan. Dulunya jembatan ini benar-benar menjadi andalan penyambung antar daerah


Setelah dari jembatan kota intan, pindah ke museum bahari yang ternyata adalah tempat penyimpanan rempah-rempah. Tempatnya luas dan sudah dirombak berisi diorama navigator dunia. Baru sadar kalo satu-satunya perempuan yang bergelar Laksamana itu asli Indonesia, Laksamana Malahayati.


Setelah muter-muter diorama bagian navigator dunia, kita sempet jalan-jalan ngeliat perahu cadik yang berasal dari satu pohon saja. Sempet foto di depan jembatan yang dulu terkenal banget karena dipakai syuting Si Manis Jembatan Ancol, dan ketemu sama tulisan pelaut di atas. Menurut saya cukup mengesankan. 



Comments