Satu episode kehidupan yang belum
sempet ditulis, episode ‘atraksi’ di Sidoarjo. Hmm.. ya, meski rasanya hidup
sempat terhenti sekian detik, tapi saya sangat bersyukur masih diizinkan
membuka mata kembali. Semua bermula saat saya mau ke Malang untuk merampungkan
acara hari ibu, sudah berjanji akan sampai malang sekitar jam 7 pagi. Well,
saya biasa naik motor ke Malang dengan jam tempuh sekitar dua jam bahkan kurang
dari dua jam. Tapi tidak biasanya saya pergi sendiri, saya biasa pergi dengan
mbak Ika. Karena pada saat itu mbak ika ada agenda dan saya juga nggak
memungkinkan mengajak orang lain plus tidak memungkinkan naik kendaraan lain
jadilah saya berangkat sendiri di pagi buta. Selain karena waktu tempuh, yang
menjadi pertimbangan saya saat itu adalah keperluan ke beberapa tempat di
Malang. Jadi akan lebih efisien jika saya naik motor, pikir saya saat itu. Baik
,cukup untuk klarifikasinya.
Diawali dengan mengeluarkan motor
dari rumah. Nggak biasanya helm saya ‘klik’, kebiasaan bandel kalau naik motor
jarak dekat helm saya kenakan tanpa saya ‘klik’. Berangkat seperti biasa, lewat
mer, jemursari, ahmad yani, aloha, dan... saya lupa tepatnya di daerah mana,
tapi konon sudah masuk daerah gedangan. Kejadiannya menurut saya cepet bingit, mungkin
hanya beberapa detik. Tiba-tiba ada taksi blu*bi*d yang terguling tepat di
depan saya. Karena nggak siap juga saya ngebanting stir ke kiri tapi sudah
nggak nututi, dan akhirnya saya jatuh dari motor dan terasa gelap selama
beberapa detik. Sampai terdengar sayup-sayup orang yang menolong saya plus ‘memindahkan’
saya dari jalanan aspal yang lumayan keras ke tanah berumput di pinggir jalan
beraspal tersebut. Sambil mengumpulkan ‘nyawa’ saya bangkit dan mulai observasi
daerah sekeliling. Masih di daerah medaeng, dengan orang yang mulai ramai
berkerumun, taksi yang lumayan rusak parah, dan tentu motor saya yang tak kalah
lumayan parah bagian depannya.
Sejarah kecelakaan yang pernah
saya alami tidak pernah separah ini, apalagi terjadi di jalanan yang padat
kendaraan bermotor. Taukah yang saya lakukan selanjutnya? Mulai nyari kemana
larinya HP saya yang tadi saya taruh kantong depan, sambil dibantu bapak-bapak
menelepon ke nomor saya supaya kedengeran Hpnya ada dimana. Alhamdulillah masih
ada dan masih bisa digunakan. Karena memang niat awal saya ke Malang karena ada
agenda, jadilah hal pertama yang saya lakukan adalah memberi kabar ke adek-adek
yang ada di Malang bahwa saya tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Malang.
Selanjutnya? Saya foto dah tu kondisi motor dan ngirim ke wassap temen-temen
terdekat *sempet2nya... Setelah itu baru saya berkomunikasi dengan pihak yang
manajemen blu*bi*d.
Ceritapun masih berlanjut panjang
sebenarnya, mulai dari pemeriksaan di klinik yang menyatakan saya tidak
mendapat luka apapun selain otot yang trauma sehingga menyebabkan lebam di
beberapa bagian. Berbincang dengan pihak kepolisian tentang kronologi kejadian,
bernegosiasi dengan sopir dan manajemen blu*bi*d, saudari-saudari yang rela
dateng jauh-jauh buat menemani saya, dll. Yang bisa saya simpulkan dalam
beberapa poin atau hikmah setelah kejadian ini. Karena Allah selalu memberikan
ruang berpikir bagi kita untuk menajamkan hati, melihat lebih detail, dan
mendengar lebih sensitif dalam setiap kejadian. Tentu hal yang paling utama
adalah Allah masih memberikan kesempatan bagi saya untuk memperbaiki diri.
Kalau dipikir-pikir dan dilihat secara nyata, kecelakaan tersebut terjadi di
jalan besar yang rame dan bisa saja truk dan kendaraan lain melintas, tapi
Allah bahkan tidak memberikan secuil lukapun di badan saya. Kalau dilihat juga,
kecelakaan ini terjadi karena sopir taksi mengantuk dan akhirnya menabrak
tembok kecil di pinggir jalan bagian kiri, saya yang kebetulan ada di sebelah
kanan belakang taksi sama sekali tidak terkena badan taksi yang terguling. Hikmah
yang kedua punya saudari-saudari yang tidak serahim tapi kece badai karena
mereka mendampingi saya dari pas hari kecelakaan sampai urusan dengan manajemen
taksi selesai. Tentang bagian polisi dan manajemen taksi, alhamdulillah tidak
mengalamai kesulitan berarti sehingga semua cepat selesai, case closed. Dan yang
tak kalah penting, selalu gunakan helm SNI plus pastikan dalam kondisi ‘klik’
saat anda mengendarai sepeda motor, saya nggak kebayang kalau helm yang saya
kenakan saat itu tidak terpakai dengan pas dan lepas waktu saya jatuh. Patuhi
peraturan lalu-lintas dan perbanyak doa.
Comments