Peralihan masa dari dunia “Dakwah
Kampus” ke “Dakwah Kampung” atau wilayah dakwah yang lain baru saya rasakan
saat dua bulan pindah ke daerah asal saya. Ketika masih menjadi dakwah kampus
bisa dibilang dalam sepekan akan ada saja agenda yang sesungguhnya menunjang
untuk menguatkan kita dalam barisan dakwah. Namun ketika sudah mulai memasuki
ranah lain yang belum pernah kita masuki sebelumnya maka yang terjadi terkadang
adalah kurangnya penjagaan terhadap diri sendiri dengan berkurangnya aktivitas
dakwah yang menunjang. Inilah tantangan yang mungkin sedang saya hadapi ataupun
rekan-rekan yang lain. Karena tidak jarang saat keluar dari kampus, ada saja
hal-hal yang terkadang semakin melemahkan kita.
Buku Fathi Yakan berjudul “yang
Berjatuhan di Jalan Dakwah” bisa dijadikan salah satu penguat selain tentunya
kita terus berdoa kepada Allah dan segera mencari lingkaran kebaikan lainnya
dimanapun kita berada. Dibagi menjadi dua bagian yaitu fenomena berjatuhan di
masa kenabian dan sebab-sebab tasaquth. Pada bagian pertama lebih banyak
dikisahkan tentang peristiwa yang memunculkan kejatuhan, seperti kisah Ka’ab
bin Malik, kisah Hathib Bin Abi Balta’ah, kisah Abu Lubabah, dll. “Namun memang
fenomena berjatuhan di jalan dakwah pada masa kenabian tidak tampak jelas seperti
yang telah terjadi pada zaman modern sekarang ini. Kebanyakan yang terjadi pada
masa itu adalah terjatuhnya beberapa pribadi dalam kekeliruan, meski
sebagiannya merupakan kesalahan besar.” (hlm 7)
Bagian kedua dijelaskan mengenai
beberapa sebab fenomena berjatuhan di jalan dakwah. Beberapa hal itu adalah
dari pergerakan, dari personal itu sendiri, dan dari tekanan kondisi dan
situasi. Dari beberapa sebab tersebut masih dijabarkan kembali secara detail
beserta penjelasan dan sumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Buku ini bisa dibaca oleh siapa
saja sebagai salah satu evaluasi serta perbaikan terutama terhadap diri sendiri
dan juga jama’ah dakwah. Buku setebal 133 halaman ini mampu memberikan gambaran
bagi kita bahwa “berjatuhan di jalan dakwah” itu sangat mungkin terjadi dan
kita bisa mengenali beberapa indikasinya dalam bagian kedua. Semoga Allah
senantiasa menjaga diri dan orang-orang terdekat dalam keimanan yang terus
terbarui.
“Sesungguhnya iman itu bisa
menjadi lusuh dalam diri salah seorang dari kamu sebagaimana lusuhnya pakaian.
Karena itu memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman yang ada di
dalam hatimu” (HR. At-Thabarani dan Al-Hakim)
Comments