Let’s Go Around!




Let’s go around!

Yeiii akhirnya punya niat buat nulis lagi *tepok tangan. Dan ini tulisan yang udah pengen dibikin dari beberapa waktu lalu tapi tak berujung pada realisasi. Tentang let’s go around bareng dua orang yang sudah jd sahabat saya sejak 10 tahun lalu. Piko dan Niken, dua desainer jebolan ITB yang desainnya selalu menggiurkan. Haha

Bermula dari kepulangan kami semua ke Madiun dan memutuskan untuk meningkatkan skill menyetir. Berbeda dengan Niken yang SIM A nya udah mau mati tahun ini, saya dan piko baru bikin bulan April lalu. Tapi sebenernya yang paling newbie ya saya...hehe. Karena si piko udah sering latihan di rumah sebelum ikut kursus resmi. Lha saya, terakhir kali belajar nyetir sekitar 5-6 tahun lalu saat bapak masih bisa jadi pendamping latihan nyetir. Baru belajar lagi ya pas kursus, soalnya emak selalu merasa horor kalau mau ngelatih saya nyetir. Bahkan sampai dapet SIM pun emak masih suka histeris kalo saya setirin.

Setelah perjalanan terjauh kami bertiga di Ngawi, diputuskan untuk menambah jam terbang dengan perjalanan jauh #modusmaujalan2jauh. Dan yogya menjadi pilihan, jaraknya mediumlah kalo dari Madiun dan ada tujuan wisata yang lumayan untuk dikunjungi. Dan modus kita pertama adalah pertunjukan kolosal Ramayana di Candi Prambanan, tapi apa mau dikata ternyata nggak kebagian tiket yang paling murah. Hehe, dibatalin lah dalam rangka hemat. Wong yang kita pilih juga mobil paling hemat BBM punya mbah. Banyak hal pertama bagi saya tentunya yang biasanya nggak dibiarkan nyetir lama-lama. Pertama nyetir AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dari Solo ke Yogyakarta. Pertama nyetir di derah padat mobil, motor dengan jarak beberapa centi dari badan mobil. Pertama parkir paralel, yang dulu pas latihan bikin keringet dingin. Pertama nyetir malem pas pulangnya. Pertama nyetir tanpa teriakan dan ‘ceramah’ dari orang di samping sopir. Hehe. Terimakasih teman2 sudah mempercayakan pada sopir newbie yang sampe sekarang belum bisa pake handrem sendiri. #peace

Nggak hanya pengalaman serba ‘pertama’, ini juga pengalaman kami bertiga melalui situasi paling ‘chaos’ selama perjalanan #eaa. Karena kami pergi di saat masa kampanye capres jadi masih berpotensi ada banyak keramaian karena kampanye dari dua calon presiden kita ini. Dan ketepatan di jogja ada kampanye salah satu capres, makanya pas mulai masuk wilayah kotanya udah terlihat banyak polisi. Setelah rehat bentar di penginapan, kita melanjutkan misi selanjutnya yaitu foro shoot rok ikonik. Hehe.

Setelah kelar foto-fotonya di taman sari kita yang saat itu belum makan siang bergegas ke salah satu tempat makan, kok saya lupa namanya. Nah, diperjalanan menuju tempat makan itulah yang sempet terjadi ketegangan lalu lintas. Awalnya masih macet biasa, tapi tiba-tiba ada abang-abang becak yang dengan hebohnya teriak-teriak dan setelah diamati mengenakan kaos dengan gambar wajah salah satu capres. Nggak cukup meracau saja, abang becak juga membalikkan becaknya tepat di tengah jalan yang lagi macet. Gimana nggak tambah macet coba, polisi sama sekali nggak ada di daerah tersebut karena mungkin terkonsentrasi di daerah yang lebih rawan. Alhamdulillah dari beberapa bapak-bapak yang menengahi dan meminta abang becak untuk segera mengembalikan becak ke posisi semula dan minggir dari kemacetan. Alhamdulillah yang nyetir niken juga.... bukan saya #aman.

Dan setelah kita berhasil melalui ‘chaos’ ini lega rasanya, kembali melanjutkan nyari tempat makan. Ternyata hampir macet di semua titik keramaian, di salah satu lampu merah kita sempet berhenti lama. Dan karena kita berpatokan pada GPS dan kadang-kadang sinyal ilang jadi akhirnya memutuskan untuk belok ke kiri yang sepertinya terlihat lebih aman. Karena di perempatan itu juga banyak polisi sih. Setelah kita belok kiri... ternyata situasi lebih menegangkan daripada situasai abang becak tadi. Banyak pendukung salah satu capres yang siaga di jalan bahkan sampai di tengah jalan dan mau tidak mau kita harus melewati mereka. Melewati kerumunan masa kampanye yang rata-rata laki-laki dengan badan yang tidak kecil dan beberapa membawa tongkat pemukul. Doa dan shalawat tidak hentinya diucapkan karena itu deket banget, beberapa centi dari badan mobil. Dan nggak ada polisi yang berusaha mengamankan orang yang lewat. Karena masa kampanye dan jumlah polisi tidak sepadan kali ya. Dan alhamdulillah kita lagi-lagi bisa melewatinya dengan selamat. Alhamdulillah...

Malamnya yang seharusnya jadi jadwal kita nonton ramayana berpindah haluan lihat pertunjukan seni di malioboro yang cukup bagus. Esoknya akhirnya kita menyempatkan untuk ke Candi Borobudur di Magelang setelah belasan tahun nggak kesini dan sebenernya juga udah lupa pernah kesini. Hehe.


Begitulah perjalanan, selalu meninggalkan banyak cerita dan pengalaman. Selalu seru untuk dilakukan dan dikisahkan kembali. Terimakasih Pikooo...Nikeeennn.... Let’s Go Around!

Comments