Sumbawa : Bimasakti, Sunrise, Kenawa

Disaat bepergian jauh bersama, mungkin pada waktu itulah kita mulai memandang lebih dalam wajah sahabat kita, memperhatikan perubahan ekspresi tiap detiknya, melihat gurat senyumnya atau juga mulai menirukan caranya berjalan  bahkan caranya memandang suatu hal. Semua mengiang dalam detik ingatan dan hati kita, hingga tanpa sadar mereka meninggalkan begitu banyak rindu di sana.

Sampai suatu ketika… terdengar grasak-grusuk dari dalam tenda. Eng ing eng pada belum bisa tidur juga ternyata. Nyamuk menyerang bagaikan dengungan alarmm yang tak kunjung dimatikan. Sedangkan kalau mencoba menutup rapat tenda, kita bisa sauna bersama karena angin semilir yang tadi sempat kita rasakan sudah terbang berganti dengan udara panas laut.

Penghuni tenda dalam –piko, niken, ina- mulai sibuk mengeluarkan nyamuk di sela-sela ruang dalam tenda, saya ikutan heboh di luar, sedangkan supri masih tenang melingkar dengan ‘nyanyian riang’nya. Setelah nyamuk-nyamuk berhasil di singkirkan, saya dan piko berganti posisi, piko di teras dan saya di dalam tenda bersama niken dan ina. Alhamdulillah bisa terlelap juga sampai pagi meski dengan udara yang masih cukup panas diiringi ‘nyanyian riang’ supri.

Jelang subuh saya terbangun dan mendapati niken dan piko serta jojo juga sudah terjaga. Kalo jojo stay dengan tripod dan kameranya buat berburu momen milky way. Masya Allah, meskipun saya hanya bisa melihat si bimasakti saat hampir tenggelam, tapi tetep saja ciptaan Allah yang satu ini luar biasa. Semakin menyadarkan kita kalo diri ini sama sekali nggak ada apa-apanya dibanding segala hal yang ada dalam alam semesta ini. Ya to? #ngangguk2sendiri

perfect time

Subuh datang, shalat dan pada ambil posisi menanti sunrise. Karena kita dikelilingi laut, jadi nggak kesulitan ngeliat sunrise, tepat berada di belakang tenda yang kita dirikan. Poto sana poto sini, kini giliran bukit di pulau kenawa yang perlu di explore. Bukit ini terletak di sisi Utara pulau, tidak terlalu tinggi sih, tapi ternyata turunnya butuh usaha buat tetep menyeimbangkan badan biar nggak ‘ngglundung’. Dari atas bukit kita bisa melihat lebih jelas pulau yang belum berpenghuni juga yang ada di sekitar kenawa. 

nge-sunrise
 
dari atas bukit, tenda kami ada di bukit kecil sono noh yang kecil #nunjuk2

Menyesap kembali udara pagi di tempat yang berbeda, masih memandang langit berbentuk kubah di atas kepala kami dan segera bersiap turun untuk snorkeling di sekitar pulau. Cukup waktu 5 menit untuk menuju daerah snorkeling, airnya jernih, tapi dipenuhi karang-karang yang sudah patah jadi serasa di taman refleksi. Tidak banyak ikan yang ditemukan sebenernya, beberapa kali malah berpapasan dengan ubur-ubur yang bisa saja menyengat. Nggak begitu lama kita snorkeling di sana, selain ikan dan terumbu yang minim, waktu di pulau juga semakin sempit. 

Setelah sarapan seadanya, beberes barang bawaan dan tenda, kami siap menyebrang lagi ke Sumbawa lanjut ke Lombok. Laut lagi, lagi dan lagi.
 

Comments

Unknown said…
Luar biasa dahsyat.....