Lombok : Dari Praya ke Poto Tano


Bukit di sana-sini mendekap kami menuju Timur Pulau Lombok, langit luas bergaris lengkung menghangatkan pandangan mata, air tenang berwarna biru mengantarkan kami menjejak tanah Sumbawa.

Setelah beberapa menit menunggu mas fajar (geotourid) yang ternyata dek fajar #eh, akhirnya kita bergerak meninggalkan bandara LOP dan makan siang. Kali ini edisi masakan khas Lombok, Nasi Puyung. Semacam nasi dengan suwiran ayam pedas, kentang goreng tipis dan kecil macam butiran panjang, oseng buncis setengah matang, sambal pedas dan tambahan ayam goreng. Nasi puyung langsung mengisi relung perut yang emang lagi laper. Hehe.

Tak ada perjalanan tanpa obrolan panjang kami, di mini bus atau semacam shuttle ini serasa reuni mendadak layaknya pergi ke Jawa Timur Park di tahun pertama kami kuliah sekitar lima atau enam tahun lalu. Meski tiga dari enam teman yang ada di sana sudah biasa bertemu dalam agenda bersama badminton rutin, tapi nuansa piknik sukses membuat rindu obrolan random kami selalu muncul. Setelah makan dan membeli beberapa perbekalan untuk makan di Pulau Kenawa, kami kembali meluncur mencari masjid untuk shalat. Kelar shalat langsung deh kita menuju Pelabuhan kayangan yang kira-kira bisa ditempuh 1,5-2 jam berkendara dari Praya.


ini mau ke Jatim Park atau ke Kayangan? :P

Sepanjang jalan inilah mulai mengenali apa yang nampak di pandangan mata. Memang tidak salah pulau Lombok dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid, karena hampir tiap berapa ratus meter kami menjumpai masjid yang kalau diukur dari besarnya hampir sama kayak masjid agung kalo di Jawa. Lingkungan rumah, pasar, dll hampir sama dengan di Jawa. Yang sedikit membedakan adalah rumah gaya suku asli yang sampai sekarang masih banyak ditemukan arsitektur atapnya di sekolah, kantor pemerintahan atau rumah biasa.

Sesampainya di pelabuhan kayangan, kita langsung turunin bawang bawaan yang cukup heboh karena ala-ala camping gitu meski cuman sehari, hoho. Apalagi supri yang tasnya segede gaban masih ditambahin sleeping bag dari fajar yang emang lebih efektif dimasukin tas secara tangan udah pada penuh ama bawaan, Haha. Dan menyeberanglah kami menggunakan kapal ferry menuju pelabuhan poto tano di seberang pulau Lombok.

Kegiatan di atas kapal? Jojo mulai sibuk dengan kameranya, beberapa mulai sibuk jadi objek fotonya, hehe, piko ngobrol dengan ibu2 yang baru dikenal, ocha mainan hp, ina dan supri mulai terkantuk-kantuk lagi, niken dengan pikiran rumitnya, dan fajar memulai debut karaokenya. Lha saya? Apalagi kalo bukan hal favorit saat ingin sendiri. Bersandar di bibir kapal, memejamkan mata, menghirup udara laut dalam-dalam, mengaktifkan indera lain dan saya menemukan suara yang berbeda, hembusan angin yang berbeda, kesejukan yang berbeda dan membuat saya semakin bangun cinta padaNya. Sesekali main tebak awan, memandang miris sampah yang tetiba mengambang di permukaan laut, menebak pulau-pulau yang terlihat tak berpenghuni sepanjang perjalanan atau sekedar tersenyum memandang aktivitas mereka. Ini liburan brur ! :D   

Rombongan banana potatona #eh

* semua foto di artikel ini dari kamera jojo


Comments