Klausul

aku ingin menyentuh awan lembut yang sejak tadi memanggilku
namun kini gerimis mulai membekaskan titik kecil di tanah yang kupijak
juga pada baju dan sepatuku

pikiran abstraktifku tentang langit, awan dan kawan-kawannya selalu saja hadir
seperti momentum yang tidak dinanti tetapi terus saja berputar dan pada akhirnya tak cukup jawaban yang kupunya

sepertinya yang masih saja nampak tenggelam dalam retorika hidup
sebuah klausul yang sesungguhnya tak perlu dicari kembali
tentang hal yang tak perlu dipertanyakan lagi 
ataukah sebenarnya perlu untuk ditegaskan kembali?

ah lihatlah awan-awan yang terus saja menautkan pikiranku padanya
mungkinkah klausul yang sedang dipikirkannya juga bertaut dalam setiap detik hidupnya?



Comments