Lombok : Berakhir

Setelah semua naik ke perahu, bapak pengemudi langsung mengarahkannya ke jalan pulang. Arah yang tidak kami mengerti karena di depan hanya ada air, air dan air lagi. Ah, berakhir sudah acara snorkeling di Lombok. Sambil meluruskan kaki di bangku depan saya yang kosong tak berpenghuni, kembali sesekali memjamkan mata tapi bukan untuk tidur. Tapi hanya untuk menghidupkan indera lain yang juga bisa membingkai nuansa ini dengan begitu sempurna. Di samping kanan ada ocha yang terus mengunyah setelah menjadi manusia ikan setengah hari, di depannya ada jojo dengan jarinya yang terluka tapi udah agak mendingan, sebelah kiri ada piko yang sepertinya juga menikmati nuansa air, di sebelah piko ada niken yang sudah liyer-liyer, agak jauh di bagian depan fajar dengan santai tidur  tanpa atap, di seberangnya supri yang lagi-lagi tidur dengan nyaman, dan ina yang terlihat kecapekan sebagai satu-satunya orang yang punya lisensi diving #lho apa hubungannya.
  
Setelah momen masing-masing mulailah suasana menjadi rame kembali dengan nyanyian bersautan dari kami sendiri. Dan yang cukup mengharukan ya pas nyanyi Tanah Air yang Kucinta dengan pemandangan Indonesia yang sangat luar biasa, masya Allah. Laut luas yang jarang sekali kami berpapasan dengan perahu atau kapal lain, tebing-tebing tinggi dengan detail yang cantik, pepohonan menghijau berderet nampak menjadi pelengkap dataran yang nampak di sisi lain.

Semua segera terjaga saat perlahan perahu menemukan tempat menepi, ya kami sudah sampai kembali ke pantai senggigi. Membereskan semua perlengkapan dan satu persatu turun dari perahu menuju daratan. Sambil nunggu jemputan ni bocah-bocah pada jajan di sekitar situ juga. Sampai akhirnya jemputan datang dan kita nggak naik mobil tanpa atap lagi hehe, tapi naik elf. Menuju Baleku lagi buat numpang mandi, sholat daaaannn perjalanan benar-benar berakhir *bahkan untuk menuliskan episode terakhir ini saya merasa sedih, hiks. 
Tanpa diiringi apa-apa -berharap apa coba- kami bergegas menuju elf karena perjalanan dari senggigi menuju praya juga lumayan sekitar 1,5 jam. Sedangkan kami dengan tujuan Surabaya harus ada di bandara paling tidak jam 5 buat check in. Sampai dalam elf, langsung sibuk dengan kehidupan masing-masing. Tidur, liat-liat poto, ngecek hp, memandang jendela dan lain-lain. Kalender berstabilo hijau benar-benar sudah terlewati. Sesampainya di Lompok Praya International Airport, rombongan Surabaya bergegas menuju tempat check in setelah pamitan ke rombongan Jakarta. Dan berpisahlah kami sambil berharap akan segera menjemput pertemuan selanjutnya. :D

Aakkkk akhirnya ini edisi terakhir Lombok yang mau tidak mau harus saya selesaikan. Perjalanan yang bisa dibilang paling jauh yang pernah kami tempuh bersama. Dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing orang yang ada dalam rombongan, bukan berarti perjalanan ini mudah bukan pula sulit, tapi perjalanan kali ini mengesankan dan tentu meninggalkan jejak dalam masing-masing kita hingga #gagalmoveon sempet jadi hashtag beberapa saat setelah perjalanan ini berakhir. Hehe. 

Teruntuk Allah SWT yang terlampau baik dengan segala cuaca cerah dan kesempatan yang telah diberikan. Teruntuk orang tua kami yang telah memberikan izin perjalanan. Teruntuk piko, niken, jojo sebagai rombongan dari Surabaya yang membersamai tiap detik perjalanan hingga kembali lagi ke madiun dengan selamat terimakasih sudah menjadi teman perjalanan yang luar biasa, teruntuk ina, supri dan ocha yang jauh-jauh dari Jakarta terimakasih atas perjuangannya hingga kembali di Jakarta dan kota masing-masing dengan selamat pula. Teruntuk Etis yang tidak jadi ikut, semoga kisah perjalanan ini menjadi obat –atau malah jadi racun- pelipur lara, semoga suatu saat etis bisa ke sana juga. :D

Comments