sudah

kembali terkurung pada pikiran dan rasa yang terserak
menghimpit dan menyerang dari berbagai sisi
melompati segala benteng selaksa apapun itu

hingga pada akhirnya kembali Dia mengingatkan
bahwa semua ada batasnya, bahwa tidak seharusnya pikiran dan rasa terserak menghimpit begitu kuat
sampai meninggalkan ingatan kepada rasa yang terbimbing, bukan rasa yang terserak

dan hikmahNya selalu hadir di saat yang tepat dalam setiap baris kehidupan
bukankah seharusnya rasa yang terbimbing akan terus meningkatkan ketaatanmu padaNya?

pada akhirnya pilihan untuk meneruskan rasa yang terserak tak ada lagi
sambil berlalu dan meletakkannya kembali
sudah

Comments